Senin, 06 Februari 2017

PERKEMBANGAN PRAKELAHIRAN DAN KELAHIRAN


Mata Kuliah
:
Psikologi Perkembangan AUD 2
Tatap Muka Ke-
:
3 dan 4
Materi
:
Perkembangan prakelahiran dan kelahiran
Dosen Pengampu
:
Robik Anwar Dani, M.Psi


PERKEMBANGAN PRAKELAHIRAN DAN KELAHIRAN

A.    Perkembangan Prakelahiran
Periode prakelahiran adalah periode yang pertama dilalui oleh setiap individu dan yang paling singkat dari periode sebelumnya. Periode ini mulai pada saat pembuahan dan berakhir pada saat kelahiran yang berlangsung antara 270 sampai 280 hari atau 9 bulan. Pembuahan terjadi ketika satu sel sperma tunggal dari laki- laki bergabung dengan satu ovum (sel telur) di dalam saluran indung telur ke dalam kandungan perempuan dalam proses yang disebut ”pembuahan” (fertilization). Sel telur yang dibuahi disebut ”zigot” (zygote). Pada saat zigot mengakhiri perjalanannya yang 3 hingga 4 hari melalui saluran indung telur ke dalam kandungan dan mencapai kandungan, sel telur pecah menjadi sekitar 12 hingga 16 sel.
Perkembangan prakelahiran terbagi menjadi tiga periode, yakni:

1.    Periode Germinal
Periode awal atau germinal (germinal period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan. Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk. Blastocyst ialah lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal. Sel-sel ini kemudian berkembang menjadi embrio. Trophoblast ialah lapisan luar sel yang berkembang selama periode germinal. Sel-sel ini kemudian menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio. Implantation, yakni melekatnya zigot ke dinding kandungan, berlangsung kira-kira 10 hari setelah pembuahan.
2.    Periode Embrionis
Periode embrionis ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ-organ mulai tampak. Ketika zigot mendekati dinding peranakan, sel-selnya membentuk tiga lapisan. Endoderm embrio ialah lapisan dalam sel, yang akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernafasan. Lapisan luar sel pecah menjadi dua bagian. Ectoderm ialah lapisan paling luar, yang akan menjadi sistem syaraf, penerima sensor (telinga, hidung, mata, dll). Mesoderm ialah lapisan tengah, yang akan menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi. Setiap bagian tubuh pada akhirnya berkembang dari ketiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian dalam tubuh, mesoderm utamanya menghasilkan bagian-bagian yang mengelilingi wilayah dalam tubuh, dan ectoderm utamanya menghasilkan bagian-bagian permukaan.
Ketika ketiga lapisan embrio terbentuk, sistem dukungan kehidupan bagi embrio matang dan berkembang dengan cepat. Sistem dukungan kehidupan ini meliputi ari-ari, tali pusar, dan amnion. Ari-ari (placenta) ialah suatu sistem dukungan kehidupan yang terdiri dari sekelompok jaringan/lapisan yang berbentuk disk atau piring yang di dalamnya pembuluh darah dari ibu dan anak mengait tetapi tidak menyatu. Tali pusar (umbilical cord) ialah suatu sistem dukungan kehidupan, yang mengandung dua pembuluh nadi dan satu pembuluh vena, yang menghubungkan bayi dengan ari-ari. Molekul yang sangat kecil udara, air, garam, makanan, dari darah ibu, dan karbon dioksida serta kotoran pencernaan dari darah embrio berpindah dari ibu kepada bayi dan dari bayi kepada ibu.
Molekul-molekul besar tidak dapat berpindah melalui dinding ari-ari ini meliputi sel darah merah dan zat-zat berbahaya seperti bakteri, kotoran ibu, dan hormon. Amnion, yakni suatu keranjang yang berisi cairan bening yang di dalamnya embrio yang sedang berkembang mengapung. Seperti ari-ari dan tali pusar, amnion berkembang dari telur yang dibuahi, bukan dari tubuh ibu sendiri. Pada kira-kira usia 16 minggu, ginjal janin mulai mereproduksi air kencing. Air kencing janin ini merupakan sumber utama cairan amniotis hingga trisemester ketiga, ketika beberapa cairan dikeluarkan dari paru-paru oleh janin yang sedang bertumbuh. Walaupun isi cairan amniotis meningkat 10 kali lipat dari usia ke-12 hingga ke- 40 minggu kehamilan, cairan amniotis ini juga dipindahkan dalam berbagai cara. Sebagian ditelan oleh janin, dan sebagian lagi diserap melalui tali pusar dan selaput yang menutup ari-ari. Cairan amniotis penting dalam menyediakan suatu lingkungan dan suhu kelembabannya terkendali, serta untuk melindungi bayi dari guncangan.
Pada minggu ketiga, saluran syaraf yang pada akhirnya menjadi susunan tulang belakang terbentuk. Pada usia kira-kira 21 hari, mata mulai kelihatan, dan pada usia 24 hari sel untuk jantung mulai berpisah. Selama minggu keempat, penampakan pertama sistem saluran kencing alat kemaluan (urogenital) kelihatan, dan kuncup lengan serta kaki muncul. Empat bilik jantung berbentuk, dan pembuluh darah naik ke permukaan. Dari minggu kelima hingga kedelapan, lengan dan kaki selanjutnya berpisah; pada saat ini, wajah mulai berbentuk tetapi masih belum begitu dapat dikenal. Bidang usus berkembang dan struktur wajah mulai tersusun. Pada usia 8 minggu, organisme yang sedang berkembang itu beratnya kira-kira sepertigapuluh ons dan panjangnya baru 1 inci. Organogenesis adalah proses pembentukan organ yang berlangsung selam dua bulan pertama perkembangan prakelahiran.
3.    Periode Fetal
Periode fetal ialah periode perkembangan prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin kira-kira 3 inci dan beratnya kira-kira 1 ons. Janin semakin aktif, menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu dapat dibedakan, demikian pula dengan lengan atas, lengan bagian bawah, tangan, dan tungkai serta alat kemaluan dapat diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan. Pada akhir bulan keempat janin telah bertumbuh hingga 5 ½ inci panjangnya dan beratnya sekitar 4 ons. Pada saat ini, suatu percepatan pertumbuhan terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks prakelahiran semakin kuat; gerakan-gerakan lengan dan kaki dapat dirasakan untuk pertama kali oleh ibunya.
Pada akhir bulan kelima, panjang janin kira-kira 10 hingga 12 inci dan beratnya ½ hingga 1 pon. Struktur kulit sudah terbentuk kuku jari kaki dan kuku jari tangan, misalnya. Janin semakin aktif, yang memperlihatkan keinginan akan suatu posisi tertentu di dalam kandungan. Pada akhir bulan keenam, panjang janin kira-kira 14 inci dan beratnya naik setengah hingga satu pon lagi. Mata dan kelopak mata benar-benar terbentuk, dan suatu lapisan rambut halus menutup kepala. Refleks menggenggam muncul, dan pernafasan yang belum beraturan terjadi. Pada akhir bulan ketujuh, panjang janin 14 hingga 17 inci dan naik beberapa pon lagi hingga beratnya sekarang 2½ hingga 3 pon. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, janin bertumbuh lebih panjang dan naik lebih berat lagi kira-kira 4 pon. Ketika lahir, rata-rata bayi Amerika beratnya 7 hingga 7½ pon dan tingginya sekitar 20 inci. Pada dua bulan terakhir, lapisan atau jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem organ jantung dan ginjal, misalnya berjalan.

B.   Faktor-Faktor yang Membahayakan Perkembangan Prakelahiran
Walaupun janin hidup dalam lingkungan yang nyaman dan terlindung, berbagai faktor dapat mengancam perkembangan maupun kelangsungan hidupnya. Beribu-ribu bayi dilahirkan dengan cacat tubuh atau keterbelakangan mental sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam tubuh seorang ibu yang sedang hamil.
Ilmu yang mempelajari cacat bawaan (cacat kongenital) disebut teratology dan agen penyebab kecatatan itu disebut teratogen (dari perkataan Yunani ”tera” yang berarti monster). Sangat banyak teratogen yang dapat membahayakan perkembangan bayi, dan setiap bayi terancam oleh sekurang-kurangnya beberapa teratogen, sehingga sulitlah untuk menetapkan teratogen mana yang dapat menyebabkan suatu kecacatan tertentu. Walaupun demikian, para ilmuan sudah dapat mengidentifikasikan beberapa teratogen yang membahayakan janin dan masa perkembangan mana yang paling rentan terhadap suatu teratogen. Kerusakan struktural (anatomis) pada tubuh janin sangat besar kemungkinannya pada kehamilan muda. Sedangkan hambatan perkembangan dan gangguan fungsional lebih besar kemungkinannya pada usia kehamilan yang lanjut. Para ahli sudah dapat menetapkan bahwa kerusakan otak umumnya terjadi pada hari ke 15 sampai hari ke 25, kerusakan mata pada hari ke 24 sampai hari ke 40, kerusakan jantung pada hari ke 20 sampai ke 40, dan kerusakan tungkai pada hari ke 24 sampai ke 36 kehamilan.
Berikutnya adalah beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin:
1.    Faktor Umum
a.    Usia Ibu
Bila usia ibu dianggap sebagai faktor yang mungkin membahayakan bagi janin dan  bayi, dua periode waktu yang amat penting untuk diperhatikan ialah masa remaja dan pada usia 30-an ke atas. Bayi yang dilahirkan oleh remaja sering premature. Angka kematian bayi yang dilahirkan oleh ibu remaja dua kali lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang berusia 20-an tahun. Walaupun gambaran semacam itu kemungkinan mencerminkan ketidakmatangan sistem reproduksi ibu, hal itu juga dapat disebabkan oleh gizi yang buruk, kurangnya perawatan prakelahiran, dan rendahnya status sosial ekonomi.
Sindrom Down, suatu bentuk keterbelakangan mental, terkait dengan usia ibu. Bayi yang mangalami Sindrom Down jarang dilahirkan oleh ibu yang berusia di bawah 30 tahun, tetapi resiko bertambah setelah ibu mencapai usia 30 tahun. Pada usia 40 tahun, kemungkinannya sedikit di atas 1 dari 100 bayi dan, pada usia 50 tahun, hampir 1 dari 10 bayi. Resiko juga bertambah besar sebelum berusia 18 tahun. Perempuan juga mengalami lebih banyak kesulitan untuk hamil setelah berusia 30 tahun. Masing-masing perempuan memiliki 12 kesempatan untuk hamil. Tujuh puluh lima persen perempuan berusia 20-an tahun hamil, 62 persen perempuan berusia 31-35 tahun hamil, dan hanya 54 persen perempuan berusia di atas 35 tahun hamil.
b.    Keadaan Gizi Ibu Hamil
Ibu adalah satu-satunya sumber gizi bagi anak yang dikandungnya, sehingga nilai gizi makanan ibu sangatlah penting. Makanan ibu harus cukup jumlah dan mutunya, mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin dalam komposisi yang tepat. Dari penelitian-penelitian terbukti bahwa kekurangan gizi yang diderita ibu hamil, besar korelasinya dengan prematuritas, berat tubuh bayi yang rendah, lahir mati, keterlambatan pertumbuhan dan gangguan fungsi mental. Kekurangan gizi pada tiga bulan pertama kehamilan sangat merugikan, begitu pula pada waktu pertumbuhan bayi yang sangat pesat pada trisemester terakhir.
c.    Keadaan Emosional
Thomson dab Grusec (1970) menemukan bahwa binatang percobaan yang hamil dan menderita kecemasan dan stress akan melahirkan keturunan yang mengalami kelainan dalam perilaku seperti bersifat sangat emosional. Ketakutan, kecemasan dan emosi lain yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya perubahan psikologis antara lain, meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan dapat membuat janin kekurangan udara. Keadaan emosional ibu juga dapat mempengaruhi proses kelahiran. Ibu yang sangat bingung secara emosional mungkin mengalami kontraksi yang tidak teratur dan tugas yang lebih sulit, yang dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pemasokan udara kepada bayi atau cenderung menghasilkan ketidakteraturan setelah kelahiran. Bayi yang lahir melalui proses kelahiran yang cukup lama juga menyesuaikan diri lebih lambat dengan dunia mereka dan lebih mudah marah. Bayi yang lebih cemas, menangis lebih banyak sebelum di beri makan dan lebih aktif daripada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang kurang cemas.
d.    Faktor Rh
Faktor Rh adalah suatu protein yang diwariskan yang ditemukan pada 85 persen manusia. Kesulitan akan timbul bila seorang suami mempunyai faktor Rh (Rh positif) sedangkan istrinya tidak (Rh negatif). Jika darah janin yang Rh positif berhubungan dengan darah ibu di plasenta, maka protein Rh akan menyebabkan sistem kekebalan ibu membuat antibodi untuk memusnahkan protein asing itu. Antibodi ini akan memusnahkan sel darah merah janin, suatu keadaan yang disebut eritroblastosis, yang berakhir dengan kematian janin. Dampak yang demikian ini umumnya belum tampak pada kehamilan pertama karena kita tahu bahwa  darah janin tidak berhubungan langsung dengan darah ibu di plasenta. Namun, pada waktu persalinan di mana plasenta robek dan lepas dari dinding rahim yang mengalami luka- luka, maka darah ibu akan terkena Rh protein itu sehingga si ibu akan memproduksi antibodinya. Pada kehamilan berikutnya, janin akan mengalami dampak dari antibodi yang dapat menembus plasenta itu. Keadaan ini sekarang sudah dapat diobati.
2.    Faktor Khusus
a.    Penyakit
Penyakit atau infeksi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengakibatkan kelainan. Penyakit dan infeksi dapat pula menyebabkan kerusakan selama proses kelahiran itu sendiri. Rubella ialah suatu penyakit ibu yang dapat merusak perkembangan prakelahiran. Penyakit rubella dapat menyebabkan keguguran, prematuritas, tuli, dan buta. Cacat pada jantung, hati, dan pankreas, serta keterbelakangan mental. Rubella sangat berbahaya dalam trismester pertama kehamikan, di mana kemungkinan kecacatan 50 persen, sedangkan dalam trismester kedua dan ketiga ia dianggap tidak berbahaya.
Sifilis (penyakit yang tertular melalui hubungan kelamin) lebih berbahaya dalam perkembangan prakelahiran -4 bulan atau lebih setelah pembuahan. Selain mempengaruhi organogenesis, seperti yang terjadi pada campak rubella, sifilis merusak organ setelah organ terbentuk. Kerusakan meliputi luka mata, yang dapat menyebabkan kebutaan, dan luka kulit. Ketika sifilis muncul pada saat kelahiran, masalah- masalah lain yang melibatkan sistem syaraf pusat dan sistem pencernaan dapat terjadi.
Infeksi lain yang menerima perhatian yang cukup luas ialah herpes alat kemaluan (genital herpes). Bayi yang baru lahir terkena virus ini ketika mereka keluar melalui saluran kelahiran dari seorang ibu yang terkena herpes alat kemaluan. Kira- kira sepertiga bayi yang dilahirkan melalui saluran kelahiran yang terinfeksi, mati; yang seperempat lagi mengalami kerusakan otak. Jika perempuan hamil mendektesi suatu kasus herpes alat kemaluan yang aktif menjelang saatnya melahirkan, operasi cesar dapat dilakukan untuk mencegah virus menginfeksi bayi yang baru lahir (Byer & Shainberg, 1991).
Pentingnya kesehatan perempuan bagi kesehatan keturunan mereka dengan sangat jelas tampak ketika ibu yang menderita sindrom kehilangan kekebalan tubuh (acquired immune deficiency syndrome, AIDS). AIDS adalah penyebab utama kematian peringkat kedelapan di kalangan anak- anak dari usia 1 hingga 4 tahun pada tahun 1989. Mayoritas ibu yang menularkan HIV kepada keturunannya terinfeksi melalui penggunaan obat- obatan yang disuntikan ke dalam pembuluh darah atau hubungan heteroseksual dengan para pengguna obat- obatan suntik.
Ada tiga cara seorang ibu yang menderita AIDS dapat menginfeksi anaknya:
1)    Selama hamil, melalui ari-ari.
2)    Selama melahirkan, melalui kontak dengan darah atau cairan ibu.
3)    Setelah melahirkan (postpartum), melalui air susu.
Kurang lebih sepertiga bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV pada akhirnya akan terinfeksi virus HIV itu sendiri (Caldwell & Rogers, 1991). Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi AIDS dapat:
1)    Terinfeksi dan simptomatis (memperlihatkan gejala atau simptom AIDS).
2)    Terinfeksi tetapi unsimptomatis (tidak memperlihatkan gejala atau simptom AIDS).
3)    Tidak terinfeksi sama sekali.
Suatu penyakit non-infeksi yang sangat berbahaya bagi kehamilan ialah dibetes mellitus (sakit gula, kencing manis). Di samping kemungkinan mewarisi penyakit ini, sang janin juga dihadapkan kepada lingkungan rahim yang tidak sehat. Jika si ibu tidak diobati, maka kemungkinan kematian janin atau lahir mati 50%. Lagi pula, anak yang lahir sering kali memperlihatkan kelainan berupa berat tubuh berlebihan, pankkreas membesar, muka sembab, kesukaran bernafas, dan gangguan metabolik seperti kadar gula darah rendah.
b.    Obat- obatan
Sebaiknya orang sedang hamil tidak memakan obat apapun, kecuali apabila betul-betul diperlukan dan diberikan dan dipantau oleh seorang ahli.
1)    Thalidomide
Obat ini dulunya dianggap tidak berbahaya dan dipakai sebagai obat tidur dan anti mual. Namun mulai tahun 1959, muncullah laporan-laporan mengenai bayi-bayi yang lahir cacat karena ibu-ibu mereka memakan thalidomine sewaktu hamil, terutama sewaktu hamil muda. Ternyata, waktu ibu memakan obat ini, artinya pada hari kehamilan keberapa, akan menyebabkan cacat atau gangguan pertumbuhan organ tertentu pula; contohnya, ibu yang memakan obat ini pada hari kehamilan ke- 34-38, akan melahirkan bayi yang tidak mempunyai telinga. Kecacatan yang ditimbulkannya adalah tidak tumbuh atau tidak lengkapnya anggota tubuh terutama lengan, tungkai dan jari. Obat ini akhirnya dilarang.
2)    Alkohol
Alkohol yang diminum ibu hamil dapat memembus plasenta dan menyebabkan kerusakan susunan syaraf janin. Ibu peminun alkohol besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi dengan suatu bentuk kecacatan yang disebut Fetal Alcohol Syndrome. Anak-anak dengan sindroma ini akan menunjukkan hambatan pertumbuhan yang menetap, mikrosefali dan sel otak yang abnormal; cacat bentuk pada mata, telinga dan wajah; gangguan persendian, cacat jantung, keterbelakangan mental dan kesukaran memusatkan perhatian. Ibu hamil yang minum alkohol setiap hari walaupun dalam jumlah kecil, besar kemungkinannya akan melahirkan anak yang pada usia 4 tahun akan memiliki tingkat inteligensi yang rendah dan kemampuan motorik yang buruk.
3)    Narkotika
Pemakaian narkotika akan menyebabkan prematuritas, berat badan bayi rendah atau kematian janin. Janin yang dilahirkan akan menunjukkan gejala withdrawal 4 sampai 24 jam setelah lahir. Mereka akan gelisah dan menangis dengan nada tinggi, mengalami tremor, tidak dapat tidur, hiperaktif, sulit bernafas, rakus, mencret, dan muntah- muntah. Keadaan ini dapat berlangsung sampai 8 minggu. Walaupun dampak jangka panjang belum jelas, dapat diperkirakan bahwa bayi- bayi dari ibu alkoholik akan mengalami kesulitan dalam pengasuhan, kelekatan (attachment) dengan ibu kurang sehingga besar kemungkinan mengalami gagguan perkembangan perilaku.
4)    Rokok
Penelitian Simpson (1957) menunjukkan bahwa ibu perokok lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi prematur. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa merokok itu berkaitan erat dengan prematuritas, dan berat badan bayi yang rendah. Belum jelas benar dampak jangka panjangnya walaupun ada yang melaporkan gangguan pada kemampuan kognitif seperti kemampuan bicara.
5)    Ganja
Bayi akan lebih sukar tidur, juga kemungkinan mengalami kesulitan dalam kemampuan berbahasa dan kemampuan memori.
6)    Kafein
Kafein dapat menembus plasenta. Bayi yang dilahirkan kemungkinan berat badannya rendah dan kemungkinan lebih besar untuk menderita kecacatan. Kemungkinan lain bayi akan menderita kelemahan otot.
7)    Aspirin
Aspirin dapat menyebabkan pendarahan intrakranial pada bayi. Dampak jangka panjangnya adalah tingkat intelegensi yang rendah dan kekurangmampuan untuk memusatkan perhatian dan kekurangan dalam kemampuan motorik.
c.    Ancaman Lingkungan
Salah satu akibat dari industrialisasi adalah manusia makin terpapar kepada toksin-toksin yang terdapat dalam makanan, air, dan udara. Sering kali kadar toksin itu rendah sehingga tidak membahayakan orang dewasa, tetapi tetap berbahaya bagi janin atau bayi. Contohnya, ibu-ibu hamil di Jepang yang memakan ikan yang telah tercemar dengan air raksa limbah industri, melahirkan bayi dengan cerebral palsy atau penyakit Miyamata. Begitu pula berbagai pestisida dan bahan kimia dapat merugikan janin.
Sinar X juga dapat menyebabkan leukemia, mikrosefali, katarak, keguguran, kekerdilan, dan kematian janin. Beberapa jenis pekerjaan juga cukup berbahaya bagi wanita hamil. Wanita pekerja di pabrik alat listrik atau logam lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi prematur atau rendah berat badannya. Bekerja terlalu berat juga mempunyai dampak buruk kepada kehamilan.
d.    Pengaruh Ayah
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa jantan yang diberi narkotika, alkohol dan kafein akan menghasilkan keturunan yang cacat. Begitu pula halnya dengan toksin. Isteri dari personil kamar operasi yang selalu menghirup gas-gas anesthesia lebih besar kemungkinannya untuk mengalami keguguran dan keturunan mereka lebih banyak yang menderita cacat. Bahan-bahan yang merusak ini mungkin disalurkan oleh ayah melalui sperma dan sperma pun mungkin mengalami kerusakan.
Pengaruh buruk dari faktor lingkungan yang berbahaya bagi janin ini, cara kerja dan sifatnya sangat kompleks, sehingga sukar untuk menentukan secara tepat, aman atau tidaknya sesuatu subtansi. Sikap yang patut diambil adalah selama kehamilan menghindar sebanyak mungkin dari kontak dengan bahan-bahan yang dapat membahayakan janin.

C.   Perkembangan Kelahiran
1.    Tahap Pertama
Tahap ini adalah tahap yang perlama yaitu antara 12-24 jam, khususnya bagi kelahiran pertama. Tahap ini dimulai dengan kontraksi rahim yang mula-mula frekuensinya jarang dan lemah, tetapi makin mendekati saat kelahiran frekuensinya makin bertambah cepat dan makin kuat. Kontraksi rahim ini bertujuan untuk mendorong bayi ke arah saluran peranakan. Bersamaan dengan itu terjadi dua proses penting yang lain. Serviks yaitu mulut rahim yang biasanya tebal dan menutup rapat saat ini mulai membuka. Pada tahap pertama ini serviks harus mulai membuka seperti layaknya sebuah lensa pada kamera (disebut pelebaran) dan juga merata. Serviks harus terbuka merata (kurang lebih 10 cm pada kebanyakan wanita) sebelum bayi lahir. Umumnya, pada akhir dari tahap pertama ini, serviks membuka sebesar 7-8 cm.
Sebelum sampai pada tahap kedua, terdapat suatu masa transisi (yang biasanya sangat singkat) yaitu terjadinya pembukaan 2-3 cm yang terakhir. Periode ini kurang menyenangkan bagi calon ibu karena kontraksi rahim sangat bertubi-tubi dan sangat kuat. Untuk mendorong bayi keluar, calon ibu perlu mengejan. Bila dokter melihat bahwa serviks telah sepenuhnya terbuka, maka calon ibu disuruh mengejan lebih kuat lagi, dan tahap kedua dimulai.
2.    Tahap Kedua
Tahap ini sering disebut sebagai kelahiran, yaitu saat keluarnya bayi dari saluran peranakan. Tahap kedua kelahiran mulai ketika kepala bayi mulai bergerak melalui leher rahim dan saluran peranakan. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit dan berlangsung kira-kira selama satu menit.
3.    Tahap Ketiga
Setelah kelahiran ialah tahap ketiga; pada waktu inilah ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap akhir ini adalah tahap yang paling pendek dari tiga tahap kelahiran, yang berlangsung hanya beberapa menit.

D.   Metode Persalinan
1.    Normal à Calon ibu melahirkan bayi dengan normal.
2.    Dengan bantuan à Bedah cesar, perangsang, vakum, bius.
3.    Hypnobirthing à Metode melahirkan yang hemat, aman, sehat, alami, nyaman.

Materi di atas dapat didownload di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar