Senin, 06 Februari 2017

Konsep bimbingan dan konseling AUD & Urgensi BK bagi AUD


Mata Kuliah
:
Bimbingan dan Konseling AUD
Tatap Muka Ke-
:
3
Materi
:
Konsep bimbingan dan konseling AUD; Urgensi BK bagi AUD
Dosen Pengampu
:
Robik Anwar Dani, M.Psi


A.   Konsep Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini
Bimbingan untuk anak usia dini dimaknai sebagai bantuan yang dilakukan guru/pendamping terhadap anak usia dini supaya mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Tujuannya adalah:
1.    Agar anak lebih mengenali dirinya, kemampuan, sifat, kebiasaan, dan kesenangannya sehingga anak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki serta dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
2.    Untuk menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak dalam persiapan masuk ke tahap perkembangan selanjutnya.
Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling untuk orangtua peserta didik adalah sebagai berikut:
1.    Untuk membantu orangtua agar lebih mengerti, memahami, dan menerima anak sebagai individu.
2.    Membantu dalam mengatasi gangguan emosi pada anak yang ada hubugannya dengan situasi keluarga di rumah.
3.    Membantu mengambil keputusan dalam memilih sekolah sesuai dengan taraf kemampuan anak.
4.    Memberikan informasi untuk memecahkan masalah anak.


B.   Urgensi Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini
Anak yang sedang dalam tahap awal proses perkembangan sangat membutuhkan bimbingan dari lingkungan yang dalam hal ini adalah orangtua, guru maupun orang dewasa lainnya. Bantuan itu tidak saja karena proses perkembangan itu sendiri membutuhkan bantuan berupa pembiasaan, pembinaan, dan pendidikan agar tercapai perkembangan yang optimal. Akan tetapi juga disebabkan oleh adanya berbagai hambatan yang ditemui dalam proses perkembangan itu. Hambatan dalam proses perkembangan ini oleh Hurlock disebut dengan istilah bahaya dalam perkembangan. Bahaya tersebut dapat diklasifikasikan atas bahaya fisik dan bahaya psikologis. Secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Bahaya fisik, yang meliputi:
a.    Kematian, yang lebih sering disebabkan oleh kecelakaan daripada penyakit. Kematian dapat diakibatkan oleh permainan anak yang tidak terkontrol oleh orangtua seperti permainan yang mengandung unsur kekerasan.
b.    Penyakit. Anak-anak sangat mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh faktor fisiologis dan faktor psikologis akibat ketegangan dalam keluarga.
c.    Kecelakaan. Kecelakaan yang dialami anak-anak sering menimbulkan efek pada fisik anak yang selanjutnya dapat menimbulkan akibat psikologis seperti perasaan takut dan rendah diri.
d.    Selain ketiga bahaya tersebut, juga terdapat bahaya fisik lain pada era sekarang ini. Bahaya tersebut adalah obesitas yang sering dialami oleh anak usia dini. Anak-anak yang memiliki berat badan berlebih akan berdampak pada tingkat kepercayaan diri dan juga kesehatannya.
2.    Bahaya psikologis, yang meliputi:
a.    Gangguan berbicara
Anak yang mengalami hambatan berbicara tentunya akan mengalami masalah dalam berkomunikasi dengan orang lain sehingga membuat mereka mengalami hambatan sosial.
b.    Gangguan emosional
Gangguan emosi tampak dengan adanya emosi negatif seperti marah, sedih, kecewa, takut, dsb. Jika anak terlalu banyak mengalami suasana emosi negatif maka hal ini akan mengganggu pandangan hidup dan mendorong perkembangan watak yang kurang baik.
c.    Bahaya sosial
Sejumlah bahaya sosial yang dapat dialami anak seperti: karena perilakunya membuat anak tidak populer di kalangan teman-temannya, sehingga anak mengembangkan perilaku sosial yang kurang sehat, penggunaan teman khayalan dan binatang peliharaan karena kurangnya teman.
d.    Bahaya dalam perkembangan konsep
Bahaya ini tampak dalam bentuk ketidaktepatan pengertian dan perkembangan konsep di bawah tingkat perkembangan teman sebaya.
e.    Bahaya moral
Bahaya moral yang dapat terjadi pada anak, yakni disiplin yang tidak konsisten yang dapat memperlambat proses untuk belajar menyesuaikan diri dengan harapan sosial, anak dibiarkan dengan perbuatan-perbuatan yang salah, terlampau banyak hukuman pada perilaku salah dan kurang diberi hadiah atau penguatan ketika berperilaku benar, anak yang dididik otoriter.
f.     Bahaya dalam penggolongan peran seks. Bahaya ini terjadi ketika anak tidak dibelajarkan tentang peran seks yang umumnya diterima oleh teman-temannya, anak hanya dibelajarkan tentang peran sesuai seksnya dan kurang diperkenalkan pada peran seks lainnya, kegagalan dalam penggolongan peran seks dapat merupakan hambatan sosial baik bagi anak laki-laki maupun perempuan.
g.    Bahaya dalam hubungan keluarga. Hubungan-hubungan dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis akan berdampak kurang baik bagi perkembangan anak.
h.    Bahaya kepribadian. Bahaya kepribadian yang paling serius adalah perkembangan konsep diri yang kurang baik, yang dapat disebabkan oleh perlakuan anggota keluarga, guru, dan teman-teman. Adanya harapan yang tidak realistis sehingga anak merasa gagal karena tidak dapat mencapaitujuan yang diinginkan orangtua atau disebabkan egosentrisme yang kuat dari orangtua.
Menghadapi bahaya-bahaya ini berimplikasi pada pentingnya peranan guru PAUD dalam mencegah terjadinya bahaya dalam proses perkembangan anak. Maka dari itu kegiatan bimbingan dan konseling memang sangat dibutuhkan pada lembaga pendidikan usia dini.
            Nurihsan (2011) mengemukaan bahwa bimbingan dan konseling merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam pendidikan anak usia dini. Bimbingan dan konseling bagi anak dapat menjadi cara untuk membantu guru dalam memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar anak secara berkesinambungan sehingga dapat memberikan umpan balik bagi guru dalam menyempurnakan proses pembelajaran. Suyadi (2009) juga berpendapat bahwa keberadaan BK di PAUD sangat dibutuhkan mengingat banyaknya perilaku bermasalah yang dihadapi anak yang perlu untuk memperoleh bantuan untuk penyelesaiannya. Tujuan utama penyelenggaraan bimbingan dan konseling di PAUD adalah mengantisipasi atau mengambil tindakan preventif munculnya perilaku bermasalah tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling tidak hanya diberikan kepada anak yang bermasalah, melainkan juga kepada anak yang tidak bermasalah.

Materi di atas dapat didownload di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar