Jumat, 16 Mei 2014

Perkembangan Bahasa Bayi

Sejak lahir manusia telah memiliki kemampuan dan kesiapan untuk mempelajari bahasa dengan sendirinya, terlihat bahwa manusia tidak memerlukan banyak usaha untuk mampu bebicara. Orang yang sering mendengarkan pengucapan suatu bahasa biasanya ia akan mampu mengucap bahasa tersebut tanpa instruksi khusus (direncanakan).  Banyak peneliti menyakini bahwa anak-anak dari berbagai konteks sosial yang luas mampu menguasai bahasa ibu mereka tanpa diajarkan secara khusus dan tanpa pengetahuan yang jelas. (Rice, 1993 dalam Santrock, 1995)
Kemampuan dan kesiapan belajar bahasa pada manusia segera mengalami perkembangan setelah kelahirannya. Menurut Havighurst (1984), kemampuan menguasai  bahasa  (belajar membuat suara-suara yang berarti dan berhubungan dengan orang lain melalui penggunaan suara-suara itu, merupakan salah satu perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi. Hal ini karena urat-urat saraf dan otot-otot alat bicara sudah berkembang baik sejak lahir. Oleh karena itu, jauh sebelum bayi bisa bicara, dia telah mampu meniru secara selektif nada pembicaraan tertentu. Bahkan bayi yang baru lahir dapat mensinkronkan gerakan tubuhnya dengan nada pembicaraan orang dewasa (Hetherington & Parke, 1979).

Sejak akhir bulan pertama, bayi dapat membedakan suara manusia dengan suara lainnya. Pada usia 2 bulan mereka merespons secara berbeda teerhadap suara yang berasal dari ibunya dan dari wanita lain yang belum dikenalnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa bayi seperti halnya orang dewasa, sudah dapat membedakan antara huruf mati (konsonan) seperti “pah” dan “bah”. Kemampuan ini muncul dalam diri bayi kira-kira usia 1 bulan (Eimas, 1975). 
Sesungguhnya bayi bayi sudah menunjukkan kemempuan khusus berbahasa, termasuk menyeleksi perhatian, membedakan suara, meniru aspek-aspek pembicaraan, mensinkronkan gerakan dengan nada suara, lebih khusus lagi memahami fonem. Bayi 1 bulan dapat dengan mudah membedakan antara bunyi yang sama dengan fonem yang berbeda dan anak-anak dengan cepat dapat mempelajari fomen mana yang relevan dengan bahasanya. Namun dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi anak untuk mempelajari bagaimana fonem dapat digabung untuk membentuk kata. (Atkinson, et all, 1991).
Bayi sejak lahir juga aktif memproduksi bunyi (meskipun bukan bahasa). Seseorang yang bangun tengah malam karena tangisan bayi usia 3 minggu, menunjukkan bahwa bayi tidak pasif atau tidak diam. Produksi bunyi pada tahun pertama kehidupan mengikuti suatu urutan rapi. (Kaplan & Kaplan, 1971) mengidentifikasi empat tahap produksi bunyi pada bayi yaitu: (1) tangisan yang dimulai dari kelahiran; (2) suara-suara lain dan mendengkur yang dimulai pada akhir bulan pertama; (3) ocehan yang dimulai pada pertengahan tahun pertama; (4) suara yang telah dipolakan pada usia menjelang 1 tahun.
Suara yang pertama diucapkan bayi yang baru lahir adalah tangisan. Menangis adalah salah satu cara pertama bagi bayi berbicara dengan dunia luar. Melalui tangisan bayi memberitahukan kebutuhannya kepada orang lain, seperti untuk menghilangkan rasa lapar, pedih, lelah, dan keadaan tubuh yang tidak menyenangkan. Agar pembicaraan itu mudah dipahami orang , alam menyediakan perbedaan kualitas suara tangis sehingga pada minggu ketiga atau keempat dapat diketahui apa maksud tangisan bayi melalui nada, intensitas, dan gerakan badan yang menyertainya.
Bulan pertama kehidupannya bayi akan mengeluarkan suara sederhana seperti merengek, menjerit, menguap, bersin, mengeluh, batuk, bunyi mengarau, menggeram. Pada usia 1-6 bulan bayi mulai memperlihatkan suatu minat terhadap suara, bermain dengan air liur dan merespons suara. Usia 6 bulan bayi mulai mengoceh, mengeluarkan suara seperti “goo-goo” “ga-ga”, ocehan ini sesuai dengan situasi seperti ocehan di dalam tempat tidur kecil, ocehan ketika melihat mobil atau ocehan ketika duduk dipangkuan ibunya. (Hetherington dan Parke, 1979).
Pada pertengahan kedua tahun pertama, perbendaharan kata yang diterima bayi mulai berkembang dan meningkat secara dramatis pada tahun kedua, dari 12 kata yang dipahami pada ulang tahun pertama hingga diperkirakan 300 kata atau lebih pada ulang tahun kedua. Pada usia kira-kira 9-12 bulan, bayi mulai memahami pelajaran, seperti “daah” ketika kita mengucapkan selamat tinggal.
Pada saat anak-anak berusia  18-24 bulan mereka biasanya mengucapkan pertanyaan yang terdiri dari 2 kata. Selama tahap kedua kata ini, mereka dengan cepat memahami pentingnya mengekspresikan konsep dan peran  yang akan dimainkan oleh bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Secara singkat perkembangan bahasa selama masa bayi ini, dapat digambarkan dalam tabel berikut:

USIA
PENCAPAIAN VOKAL
4 Minggu

12 Minggu

20 Minggu

6 Bulan



12 Bulan



18 Bulan



24 Bulan
Tangisan ketidaksenangan.

Mendengkur pulas, memekik mendenguk; kadang-kadang bunyi vokal.

Menyatakan ocehan pertama; bunyi vokal lebih banyak, tapi kadang-kadang hanya huruf mati.

Memperlihatkan ocehan yang lebih baik;  bunyi vokal mulai  penuh dan banyak huruf mati.

Ocehan meliputi nyanyian atau intonasi bahasa; mengungkapkan isyarat emosi; memproduksi kata-kata pertama; anak memahami beberapa kata dan perintah sederhana.

Mengucapkan kosa kata antara 3-50 kata; ocehan diselingi dengan kata yang riil; kadang-kadang kalimat yang terdiri dari 2 dan 3 kata.


Mengucapkan kosa kata antara 50-300 kata, walaupun tidak semua digunakan dengan teliti; ocehan menghilang;banyak kalimat yang terdiri dari 2 kata atau lebih panjang; tata bahasa belum benar; anak memahami secara sederhana bahasa yang dibutuhkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar