Pengertian neurotransmitter
Suatu
bahan yang dilepaskan pada sinaps dari satu neuron dan mempengaruhi neuron
lainnya atau sel organ efektor dengan cara spesifik. Syarat bahan neurotransmitter:
1.
disintesa dalam
neuron
2.
berada di ujung
saraf (terminal) sel neuron pra sinaps dan ketika dilepaskan dalam jumlah
memadai dapat menimbulkan kegiatan (bangkitan) tertentu pada sel neuron pasca
sinaps
3.
bila diberikan
dari luar tubuh (eksogen) memberikan efek yang sama dengan yang terjadi secara
endogen
4.
mempunyai
mekanisme peniadaan tertentu dari celah sinaps
Di
dalam otak kita, terdapat sekitar 10 miliar sel saraf otak (neuron) Setiap sel
saraf ini berhubungan dengan 10 ribu sel saraf otak lainnya melalui jutaan
kabel saraf. Untuk memperlancar komunikasi antar sel di dalam tubuh, diperlukan
jasa zat kimiawi penghantar saraf yang menghubungkan sel-sel saraf tubuh dengan
sel otak. Penghantar saraf ini disebut neurotransmitter. Dari sekitar 60-an
neurotransmitter, baru beberapa yang teridentifikasi mempengaruhi emosi dan
perilaku. Di antaranya adalah serotonin, asetikolin, dopamin, dan norepinefrin
(sering disebut noradrenalin). Serotonin merupakan zat penghantar saraf yang
berpengaruh terhadap nafsu makan, perasaan nyaman, optimis, kemampuan
konsentrasi, dan hasrat seksual. Orang yang kekurangan serotonin biasanya mudah
sedih, sering merasa lemah dan malas. Sebaliknya, jika jumlah serotonin ini
terlalu berlebihan dapat memunculkan perilaku beringas dan hiperaktif.
Asetikolin berperan dalam kemampuan kognitif dan otak sehingga hormon ini
sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Sedangkan domapin dan norepinefrin
berhubungan dengan adrenalin, sehingga berpengaruh terhadap perasaan tertantang,
dorongan untuk beritndak, dan ketajaman pikiran. Jika konsentrasi kedua zat
penghAntar saraf tersebut merosot, akan mengakibatkan munculnya perasaan
depresi, mudah lelah, dan sulit konsentrasi. Sebaliknya, konsentrasi
neropinefrin dan dopamin yang terlalu tinggi akan memancing kecemasan dan
membuat perasaan tidak menentu. Klasifikasi
berdasarkan Struktur kimia dan Fungsi
Sintesa
Neurotransmitter
1.
Neutransmitter disintesa di dalam neuron pra sinaps.
2.
Disimpan dalam kantong (vesikel) agar tidak
dirusak oleh enzim degradasi dan mengantarkan NT sampai ke ujung akson
prasinaps untuk dilepaskan ke celah sinaps bila ada potensial aksi
Pelepasan
Neurotransmitter
1.
diawali adanya
potensial aksi.
2.
terjadi
pembukaan kanal ion Ca.
3.
ion Ca masuk
dari luar sel ke dalam sel saraf (influks).
4.
vesikel yang
berisi Neurotransmitter bergerak menempel pada membran sel prasinaps (release
site), berfusi, membuka lubangnya untuk menumpahkan isinya ke celah sinaps
(eksositosis).
5.
Neurotransmitter yang dilepaskan ke celah sinaps akan berikatan
dengan reseptor pada membran sel pasca sinaps
Interaksi
Reseptor dengan Neurotransmitter
Reseptor รจ ada 2 macam :
1.
transmitted-gated
ion channals / innotropic R
2.
G-protein-coupled
/ metabotropic R
Transmitted-gated ion
channels Reseptor:
1.
saluran ion
yang dinding lubangnya tersusun atas 5 molekul protein.
2.
ukuran lebih
besar.
3.
efeknya
berlangsung cepat.
4.
perubahan
konformasi protein akibat berikatan dengan Neutranssmitter menyebabkan lubang
saluran membuka.
5.
tidak selektif terhadap ion tertentu, bisa dilewati ion
Na+,K+, Cl-.
6.
masuknya ion Na menimbulkan depolarisasi membran sel
pasca sinaps, yang disebut keadaan excitatory post synaptic potensial
(EPSP).
7.
masuknya K+/Cl- akan menimbulkan hiperpolarisasi membran
sel pasca sinaps,yang disebut keadaan inhibitory post synaptic potensial
(IPSP)
Interaksi Reseptor dengan Neutransmitter
1.
menghantarkan
perubahan secara bertahap pada sel pasca sinaps lewat G-protein.
2.
efeknya lebih
lambat.
3.
ukuran lebih
kecil.
4.
ikatan antara R
protein dengan NT akan mengaktifkan G-protein, selanjutnya mengaktifkan protein
efektor.
5.
protein efektor
dapat berupa protein dinding saluran ion maupun enzim yang mensintesa molekul (second
messenger) yang dapat mempengaruhi metabolisme sel
Turnover Neutransmitter
1.
Nasib
Neutransmitter setelah dilepaskan ke celah sinaps :
2.
sebagian besar
ditangkap kembali (reuptake) ke dalam sel saraf prasinaps untuk
dilepaskan lagi bila ada potensial aksi.
3.
sebagian
mengadakan binding dengan R-nya di membran sel pasca sinaps.
4.
sebagian
tinggal di celah sinaps dan beredar bersama cairan interseluler.
5.
sebagian
dirusak oleh enzim degradasi, misalnya MAO (monoamin oksidase), choline
esterase,,dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar