Jumat, 16 Mei 2014

Neurotransmitter

Pengertian neurotransmitter
Suatu bahan yang dilepaskan pada sinaps dari satu neuron dan mempengaruhi neuron lainnya atau sel organ efektor dengan cara spesifik. Syarat bahan neurotransmitter:
1.      disintesa dalam neuron
2.      berada di ujung saraf (terminal) sel neuron pra sinaps dan ketika dilepaskan dalam jumlah memadai dapat menimbulkan kegiatan (bangkitan) tertentu pada sel neuron pasca sinaps
3.      bila diberikan dari luar tubuh (eksogen) memberikan efek yang sama dengan yang terjadi secara endogen
4.      mempunyai mekanisme peniadaan tertentu dari celah sinaps

Di dalam otak kita, terdapat sekitar 10 miliar sel saraf otak (neuron) Setiap sel saraf ini berhubungan dengan 10 ribu sel saraf otak lainnya melalui jutaan kabel saraf. Untuk memperlancar komunikasi antar sel di dalam tubuh, diperlukan jasa zat kimiawi penghantar saraf yang menghubungkan sel-sel saraf tubuh dengan sel otak. Penghantar saraf ini disebut neurotransmitter. Dari sekitar 60-an neurotransmitter, baru beberapa yang teridentifikasi mempengaruhi emosi dan perilaku. Di antaranya adalah serotonin, asetikolin, dopamin, dan norepinefrin (sering disebut noradrenalin). Serotonin merupakan zat penghantar saraf yang berpengaruh terhadap nafsu makan, perasaan nyaman, optimis, kemampuan konsentrasi, dan hasrat seksual. Orang yang kekurangan serotonin biasanya mudah sedih, sering merasa lemah dan malas. Sebaliknya, jika jumlah serotonin ini terlalu berlebihan dapat memunculkan perilaku beringas dan hiperaktif. Asetikolin berperan dalam kemampuan kognitif dan otak sehingga hormon ini sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Sedangkan domapin dan norepinefrin berhubungan dengan adrenalin, sehingga berpengaruh terhadap perasaan tertantang, dorongan untuk beritndak, dan ketajaman pikiran. Jika konsentrasi kedua zat penghAntar saraf tersebut merosot, akan mengakibatkan munculnya perasaan depresi, mudah lelah, dan sulit konsentrasi. Sebaliknya, konsentrasi neropinefrin dan dopamin yang terlalu tinggi akan memancing kecemasan dan membuat perasaan tidak menentu. Klasifikasi berdasarkan Struktur kimia dan Fungsi

Sintesa Neurotransmitter
1.      Neutransmitter disintesa di dalam neuron pra sinaps.
2.      Disimpan dalam kantong (vesikel) agar tidak dirusak oleh enzim degradasi dan mengantarkan NT sampai ke ujung akson prasinaps untuk dilepaskan ke celah sinaps bila ada potensial aksi

Pelepasan Neurotransmitter
1.      diawali adanya potensial aksi.
2.      terjadi pembukaan kanal ion Ca.
3.      ion Ca masuk dari luar sel ke dalam sel saraf (influks).
4.      vesikel yang berisi Neurotransmitter bergerak menempel pada membran sel prasinaps (release site), berfusi, membuka lubangnya untuk menumpahkan isinya ke celah sinaps (eksositosis).
5.      Neurotransmitter  yang dilepaskan ke celah sinaps akan berikatan dengan reseptor pada membran sel pasca sinaps

Interaksi Reseptor dengan Neurotransmitter
Reseptor  รจ ada 2 macam :
1.      transmitted-gated ion channals / innotropic R
2.      G-protein-coupled / metabotropic R
Transmitted-gated ion channels Reseptor:
1.      saluran ion yang dinding lubangnya tersusun atas 5 molekul protein.
2.      ukuran lebih besar.
3.      efeknya berlangsung cepat.
4.      perubahan konformasi protein akibat berikatan dengan Neutranssmitter menyebabkan lubang saluran membuka.
5.      tidak selektif terhadap ion tertentu, bisa dilewati ion Na+,K+, Cl-.
6.      masuknya ion Na menimbulkan depolarisasi membran sel pasca sinaps, yang disebut keadaan excitatory post synaptic potensial (EPSP).
7.      masuknya K+/Cl- akan menimbulkan hiperpolarisasi membran sel pasca sinaps,yang disebut keadaan inhibitory post synaptic potensial (IPSP)

Interaksi Reseptor dengan Neutransmitter
1.      menghantarkan perubahan secara bertahap pada sel pasca sinaps lewat G-protein.
2.      efeknya lebih lambat.
3.      ukuran lebih kecil.
4.      ikatan antara R protein dengan NT akan mengaktifkan G-protein, selanjutnya mengaktifkan protein efektor.
5.      protein efektor dapat berupa protein dinding saluran ion maupun enzim yang mensintesa molekul (second messenger) yang dapat mempengaruhi metabolisme sel

Turnover Neutransmitter
1.      Nasib Neutransmitter setelah dilepaskan ke celah sinaps :
2.      sebagian besar ditangkap kembali (reuptake) ke dalam sel saraf prasinaps untuk dilepaskan lagi bila ada potensial aksi.
3.      sebagian mengadakan binding dengan R-nya di membran sel pasca sinaps.
4.      sebagian tinggal di celah sinaps dan beredar bersama cairan interseluler.

5.      sebagian dirusak oleh enzim degradasi, misalnya MAO (monoamin oksidase), choline esterase,,dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar