Aku lari ke hutan, kemudian menyanyikuAku lari ke pantai, kemudian teriakkuSepi… Sepi dan sendiri aku benci.Aku ingin bingar. Aku mau di pasar.Bosan aku dengan penat,dan enyah saja kau, pekat!Seperti berjelaga jika aku sendiriPecahkan saja gelasnya biar ramaiBiar mengaduh sampai gaduhAhh.. ada malaikat menyulam jaring laba-laba belangdi tembok keraton putihKenapa tak goyangkan saja loncengnya?Biar terderai,atau… aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
(Dian S. ~> Tentang Seseorang AADC)
kesendirian kadang membuat seseorang menjadi jengah akan hidup, seakan mereka hidup atau mati sama saja. tak memberi pengaruh akan yang lain. jadi tidaklah salah jika manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yang selalu ingin menjalin relasi dengan yang sejenisnya. kesendirian dapat dimaknai sebagai kondisi sendiri yang dialami seseorang yang tidak mempunyai teman. namun bukan berarti dia memang tidak mempunyai teman karena dia bukan seseorang yang baik. kesendirian bisa saja menimpa siapa saja.
merasa sendiri atau memang benar-benar sendiri itu sangat menyusahkan hati. seseorang yang sendiri tentu akan merasakan kesepian dan tentu akan rindu akan hadirnya orang lain. mungkin ada seseorang yang merasa sepi ketika ia tengah ada bersama teman-temannya, itu dapat dikarenakan jiwa dan hatinya tidak berada disana. ada pula yang kesepian dalam arti denotasi, seperti yang dialami tetangga depan rumah saya, yang ditemukan meninggal di kamar mandi rumahnya. almarhum adalah sosok wanita setengah baya yang hidup sendirian, entah itu pilihan hidupnya atau apa saya juga tidak tau. sampai pada akhir hayatnya dia seorang diri dan hanya ditemani oleh kedua anjing setianya.
sepi dan sendiri itu menyebalkan bagi sebagian orang, tetapi tak sedikit juga yang menyukai kesendirian dan kebisuan, bahkan justru mereka mensyukurinya. menurut mereka keadaan sunyi dan sepi dapat menumbuhkan kreativitas yang tak terbatas pada diri seseorang. orang yang dalam keadaan sunyi dapat lebih fokus mengerjakan suatu hal dengan hasil yang memuaskan. hal tersebut memang benar adanya. akan tetapi jika kesepian itu telah mencapai titik klimaks dimana manusia tidak dapat mengingkari takdirnya bahwa dia adalah makhluk sosial dan memiliki naluri untuk membangun relasi dengan orang lain, justru kesepian itu akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. entah apa yang akan terjadi pada orang kesepian yang telah berada dititik klimaksnya, tak seorangpun yang tau. yang pada akhirnya nanti tergantung pada coping yang dilakukan oleh yang bersangkutan. jika coping yang dilakukan mengarah pada hal yang positif, maka orang tersebut dapat tetap melakukan aktivitas produktif. akan tetapi jika coping yang dilakukan cenderung pada hal negatif, apa yang akan terjadi tentunya juga hal yang berbau negatif.
Ouwih ... :-D
BalasHapus