Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yg biasa
Pada suatu ketika yg telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
Lembah bandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yg menjadi suram
Meresapi belaian angin yg menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap, kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata
Kudengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta
Cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
Yg takkan pernah aku tahu dimana jawaban itu
Bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi
Sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati
(Puisi Cahaya Bulan' ~ Nicholas Saputra)
pertemuan dengan orang yang mungkin kita anggap sebagai pasangan hidup kita, atau orang yang kita cintai selalu terasa istimewa. entah itu karena sudah felling atau memang sudah menjadi takdir untuk bertemu. walaupun awalnya diwarnai perbedaan-perbedaan lantas tak menyurutkan kedua insan yang jatuh cinta untuk menyamakan diri.
mencintai seseorang harus punya kesabaran ekstra untuk menerima apa adanya dia, dan ada apanya dia. mencintai berarti juga harus berani menanggung konsekuensi untuk adu perbedaan yang kadang memberikan warna tersendiri dalam suatu kisah cinta.
sebenarnya, mencintai dan dicintai itu dua hal yang sama-sama tidak enaknya. hal yang mungkin terdengar lebih enak adalah bila ada dua insan yang saling mencintai satu sama lain, karena saling mencintai itu ada hubungan timbal balik yang dapat menjadi sesuatu yang positif untuk yang bersangkutan.
mencintai dan dicintai itu memang fitrah manusia. dan saling mencintai adalah anugrah terindah dalam hidup seorang manusia. semoga kita bisa saling mencintai dan melengkapi untuk mengisi lembaran-lembaran kisah selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar