A.
LATAR
BELAKANG NEUROPSIKOLOGI
Dalam sejarah neuropsikologi bukanlah hal yang baru lagi dalam ilmu psikologi, khususnya
dalam psikologi klinis. Sekitar tahun 3000 SM, dan khususnya 1700 SM, hubungan
antara fungsi otak dan perilaku telah di bicarakan para ahli, meskipun
suasananya banyak bernuansa filsafat. Neuropsikologi pun pada dasarnya adalah
study mengenai hubungan antara fungsi otak dan syaraf denga perilaku, yang
meliputi pemahaman, asesmen, dan penanganan perilaku yang secara langsung berhubungan
dengan otak.
Neuropsikologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara otak dan perilaku, disfungsi otak dan deficit
prilaku serta melakukan asesmen untuk perilaku yang berkaitan dengan fungsi
otak yang terganggu.
Asesmen neuropsikologis merupakan metode
noninvasive dalam menguraikan fungsi otak yang di dasarkan pada kinerja pasien
berdasarkan tes baku yang telah memperlihatkan indicator yang akurat dan
sensitif menyangkut hubungan otak prilaku. Evaluasi neoropsikologis juga
menyediakan informasi yang berguna mengenai dampak keterbatasan pasien
neurologis, seperti penyakit degeneratif, skleoris. Cara yang paling berarti
untuk mengakses pasien mengenai keadaannya adalah dengan mengases perilakunya
secara obyektif melalui prosedur-prosedur asesmen neuropsikologis.
Terdapat
4 peranan atau fungsi neuropsikolog:
a. Membantu
neurologis atau dokter lainnya untuk memberikan keterangan diagnose yang khas
menyangkut persyrafan dan gangguan-gangguannya
b. Karena
suatu penekanan system otak fungsional, neuropsikolog membuat prognosis untuk
penyembuhan
c. Melibatkan
diri dalam proses penyembuhan dan rehabilitasi
d. Neoropsikolog
dapat di minta untuk mengevaluasi pasien gangguan mental untuk membantu
meramalkan kondisi penyakit. Secara khusus perlu di kemukakan pengertian
psikologi neuropsikologi klinis sebagai suatu ilmu terapan yang memberikan
perhatian terhadap pernyataan keprilakuan disfungsi otak.
B.
PENJELASAN
1.
OTAK
Otak merupakan
organ yang sangat penting bagi manusia, dalam dunia kedokteran, orang sering
menganggap interne sebagai ratu dari kedokteran. Dalam hubungan itu neorologi
selalu dinobatkan sebagai rajanya kedokteran. Memang banyak yang menghindari
bidang ini tetapi alasanya adalah karena memang rumit. Otak
mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku
dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan
darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab
atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan,
pembelajaran
motorik dan segala bentuk pembelajaran
lainnya.
Otak
terbentuk dari dua jenis sel:
1. Glia
Glia berfungsi untuk
menunjang dan melindungi neuron
2. Neuron
Neuron membawa
informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial
aksi.
Kedua jenis sel tersebut berkomunikasi dengan neuron yang
lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang
disebut neurotransmitter.
Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagi sinapsis.
Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada
otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus milyar neuron.
Otak manusia
adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan
terdiri atas 100 juta sel
saraf
atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh
karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel
saraf didalamnya dipercayai dapat mempengaruhi kognisi
dan perilaku manusia.
Otak terdiri
atas dua bagian yaitu hamisfer kiri dan hamisfer kanan, hamisfer kiri
mengendalikan bagian kanan badan dan lebih terlibat dengan fungsi bahasa ,
penyimpulan logis, dan analisis rinci dalam hamper semua individual yang tidak
kidal dan sejumlah individu yang baik. Sedangkan hamister kanan mengendalikan
kiri badan, dan lebih terlibat dalam ketrampilan spatial visual, krativitas,
musical, dan persepsi arah
Sehingga ada
pertanyaan Sehingga ada pertanyaan, apa yang menyebabkan kerusakan otak, seperti
trauma, atau luka kepala. Luka otak atau trauma dapat menghasilkan sejumlah
gangguan kognitif dan behavioral. Beberapa bentuk gangguan tersebut dapat
berbentuk :
a. Gangguan
orientasi, misalnya ketidakmampuan untuk mengetahui orang-orang di sekitarnya,
nama hari dalam seminggu dll
b. Gangguan
ingatan, pasien lupa kejadian-kejadian khususnya yang terbaru, kadang juga
menunjukan gangguan kemampuan untuk belajar dan mengingat informasi baru
c. Gangguan
fungsi intelektual, pemahaman, berhitung, mengungkap kalimat, dan mungkin juga
pengetahuan umumnya.
d. Gangguan
penilaian, pasien sulit mengambil keputusan bahkan untuk yang sederhana
sekalipun misalnya untuk tidur, makan, bangun dll
e. Memiliki
efek emosi yang labil, terlalu mudah tertawa, marah atau menagis
f. Kehilangan
daya tahan emosi dan mental, pasien mungkin berfungsi di bawah kondisi normal.
g. Sindrom
lobus frontal, adanya sekelompok simtom gangguan kontrol implus, ketidakmampuan
merencanakan, apatis dan lain-lain.
Penyebab cedera otak, jenis dan jumlahnya
sangat banyak, misalnya :
a.
Gegar
otak
Gegar otak adalah perubahan yang disebabkan oleh luka pada
fungsi mental atau tingkat kesadaran yang terlibat kehilangan kesadaran, bisa
terjadi tanpa kerusakan nyata pada struktur otak, dan bertahan kurang dari 6
jam. Orang yang mengalami gegar otak untuk sementar sedikit bingung. Beberapa
orang mungkin tidak sadar bahwa mereka sudah mengalami gegar otak. Kesadaran
mungkin hilang untuk waktu yang singkat, jarang lebih dari 15 menit. Kenangan
untuk peristiwa baru saja sebelum atau baru saja sesudah terjadinya luka
mungkin hilang. Kemudian, penderita mungkin mengalami
sakit kepala, sensasi berputar, sakit kepala ringan, kepenatan, kenangan buruk,
ketidakmampuan untuk memusatkan pikiran, sifat lekas marah, depresi, dan
kegelisahan. Gejala ini dianggap sindrom post-gegar otak. Penderita dapat
mengalami cacat berpikir, khususnya penderita yang mempunyai masalah emosional
sebelum gegar otak.
Gejala sindrom
post-gegar otak biasa terjadi selama seminggu sesudah gegar otak dan umumnya
sembuh pada minggu kedua. Tetapi, kadang-kadang, gejala berlanjut
berbulan-bulan atau, jarang, bertahun-tahun. Orang yang sudah mengalami gegar
otak juga kelihatannya menjadi lebih rentan dengan luka lainnya, terutama jika
luka baru terjadi sebelum gejala dari gegar otak sebelumnya betul-betul sudah
hilang.
Untuk
mendiagnosa gegar otak, dokter perlu meyakinkan struktur otak tidak rusak.
Dilakukan dengan menggunakan Computed Tomography (CT scan), Magnetic Resonance
Imaging (MRI), atau keduanya. Jika tidak ada kerusakan otak struktural, hanya
gejala perlu dioabti. Untuk gegar otak, acetaminophen diberi untuk rasa sakit.
Aspirin dan obat antiinflamsi nonsteroid (NSAIDS) seharusnya tidak digunakan
karena mengganggu pembekuan darah dan dapat mengakibatkan pendarahan dari
saluran darah yang rusak.
b.
Tumor
Tumor disebabkan
oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan
munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA
repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan
apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif
kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin,
serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk
mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.
Gejala tumor otak :
1. Nyeri
Kepala (Headache)
Nyeri kepala biasanya
terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya muncul pada pagi hari setelah
bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, datang pergi (rekuren)
dengan interval tak teratur beberapa menit sampai beberapa jam. Serangan
semakin lama semakin sering dengan interval semakin pendek. Nyeri kepala ini
bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin atau mengejan (misalnya
waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepaia juga bertambah berat waktu
posisi berbaring, dan berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini
diduga akibat tarikan (traksi) pada pain sensitive structure seperti pembuluh
darah atau serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor
otak yang berlokasi di daerah lobus oksipitalis.
2. Muntah
Lebih jarang dibanding dengan nyeri kepala. Muntah biasanya proyektil (menyemprot) tanpa didahului rasa mual, dan jarang terjadi tanpa disertai nyeri kepala.
Lebih jarang dibanding dengan nyeri kepala. Muntah biasanya proyektil (menyemprot) tanpa didahului rasa mual, dan jarang terjadi tanpa disertai nyeri kepala.
3. Edema
Papil
Keadaan ini bisa
terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan oftalmoskop. Gambarannya
berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah menjadi lebih kemerahan dan
pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang tampak terputus-putus. Untuk
mengetahui gambaran edema papil seharusnya kita sudah mengetahui gambaran papil
normal terlcbih dahulu. Penyebab edema papil ini masih diperdebatkan, tapi
diduga akibat penekanan terhadap vena sentralis retinae. Biasanya terjadi
bila tumor yang lokasi atau pembesarannya menckan jalan aliran likuor sehingga
mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrocepallus.
4. Kejang
Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang korteks motorik. Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum atau general sukar dibedakan dengan kejang karena epilepsi. Tapi bila kejang terjadi pertama kali pada usia dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor otak.
Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang korteks motorik. Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum atau general sukar dibedakan dengan kejang karena epilepsi. Tapi bila kejang terjadi pertama kali pada usia dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor otak.
c.
Alzheimer
Dementia
progresif yang terjadi pada usia dewasa menengah atau lansia ditandai dengan daya
ingat jangka pendek, deteriorasi intelektul & perilaku, dan lambat
berpikir.
Gejala umum:
1. Kehilangan daya ingat/memori,
terutama memori jangka pendek. Pada orang tua normal, dia tidak ingat nama
tetangganya, tetapi dia tahu orang itu adalah tetangganya. Pada penderita
Alzheimer, bukan saja lupa nama tetangganya tetapi juga lupa bahwa orang itu
adalah tetangganya.
2. Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa,
seperti tidak tahu bagaimana cara membuka baju atau tidak tahu urutan-urutan
menyiapkan makanan.
3.
Kesulitan berbahasa.
Umumnya pada usia
lanjut didapat kesulitan untuk menemukan kata yang tepat, tetapi penderita
Alzheimer lupa akan kata-kata yang sederhana atau menggantikan suatu kata dengan
kata yang tidak biasa.
4. Disorientasi waktu dan tempat.
Kita terkadang lupa
kemana kita akan pergi atau hari apa saat ini, tetapi penderita Alzheimer dapat
tersesat pada tempat yang sudah familiar untuknya, lupa di mana dia saat ini,
tidak tahu bagaimana cara dia sampai di tempat ini, termasuk juga apakah saat
ini malam atau siang.
5. Penurunan dalam memutuskan sesuatu atau
fungsi eksekutif.
Misalnya tidak dapat
memutuskan menggunakan baju hangat untuk cuaca dingin atau sebaliknya.
6. Salah menempatkan barang.
Seseorang secara
temporer dapat salah menempatkan dompet atau kunci. Penderita Alzheimer dapat
meletakkan sesuatu pada tempat yang tidak biasa, misal jam tangan pada kotak
gula.
7. Perubahan tingkah laku.
Seseorang dapat menjadi
sedih atau senang dari waktu ke waktu. Penderita Alzheimer dapat berubah mood
atau emosi secara tidak biasa tanpa alasan yang dapat diterima.
8. Perubahan perilaku
Penderita Alzheimer
akan terlihat berbeda dari biasanya, ia akan menjadi mudah curiga, mudah
tersinggung, depresi, apatis atau mudah mengamuk, terutama saat problem memori
menyebabkan dia kesulitan melakukan sesuatu.
9. Kehilangan
inisiatif
Duduk di depan TV
berjam-jam, tidur lebih lama dari biasanya atau tidak menunjukan minat pada
hobi yang selama ini ditekuninya.
d.
Penyakit
Parkinson
Nama penyakit
parkinson diambil dari nama penemunya, James Parkinson. Menurut Ketua Yayasan
Peduli Parkinson Indonesia, dr Banon Sukoandari, Sp.S., parkinson adalah
penyakit degenerasi yang menyerang otak karena kurangnya dopamine dalam otak.
Gejala
utamanya, gangguan pergerakan, dan gangguan non motorik. Pada banyak penyandang
parkinson, ada gangguan kognitif dalam berbagai derajat.
Penyakit
parkinson, menurut Banon, sulit dicegah dan disembuhkan karena penyebabnya
sendiri sulit diketahui pasti. Yang jelas, ketika individu kehilangan lebih
dari 80 suplai dopamine, zat penting dalam proses pengiriman sinyal antara
sel-sel saraf otak untuk mengatur gerakan, maka individu akan mengalami
beberapa gejala Parkinson :
1. Gemetar
tak terkontrol di tangan atau kaki saat istirahat.
2. Anggota
gerak kaku.
3. Gerakan
melambat, gangguan berjalan, dan gangguan keseimbangan
2.
METODE
ASSESMEN NEUROPSIKOLOGI
A. Tes Mental
Standar atau Mini-Mental Standar State Examination (MMSE)
Tes ini dipakai untuk
mengidentifkasi penyakit demensia. Demensia adalah gangguan fungsi intelektual,
biasanya progresif, dan terjadi pada saat ksadaran baik. Lebih tepatnya
dikatakan bahwa pasien demensi memiliki gangguan yang berarti pada dua atau
lebih area kognisi (salah satunya harus merupakan gangguan memori, dan domain
lainnya bisa bahasa, praksis, ketrampilan visuopasial, kepribadian, prilaku
social, atau pikiran abstrak) tanpa adanya penyakit psikiatri seperti depresi
atau skizofrenia, yang dapt menyerupai demensia.
Pada demensia kortikal,
psien memiliki memori, kemampuan bahasa, praksis, dan/atau fungsi spasial yang
terganggu. Karakteristik demensia subkortikal adalah fungsi kognitif yang
melambat. Pasien nampak apatis dan sulit dipengaruhi. Pada tes in, skor dibawah
24/30 merupakan indikasi demensia. Akan tetapi, keseluruhan nilai tes ini tidak
sensitive pada tahap awal demensia, terutama jika kemampuan intelektual
premorbid cukup tinggi, dan pada deficit kognitif sirkumskrip, terutama yang
melibatkan fungsi hemisfer nondominan dan lobus frontal. Oleh karena itu,
banyak pasien dengan deficit kognitif membutuhkan evaluasi psikometrik yang
lebih detail oleh neuropsikolog.
Daftar aitem
pada tes MMSE, yaitu :
1.
Orientasi
Contoh : tahun, bulan, hari,
tanggal, musim
2.
Registrasi
Contoh : pasien diminta
mengulangi kata-kata yang disebutkan pemeriksa
3.
Atensi
Contoh : mengeja kata “dunia”
dari depan ke belakang
4.
Mengingat
kembali
Contoh : pasien diminta
mengulangi kata-kata yang disebutkan pemeriksa
5.
Bahasa
Contoh : pasien diminta
menyebut merk
pasien diminta mengulangi kata tersebut,atau
pasien diminta mematuhi perintah
pasien diminta menulis sebuah kalimat
6.
Meniru
Contoh :pasien diminta meniru gambar
pentagon yang saling berpotongan
B. EEG
(Elektroensefalografi)
Perekaman
aktivitas listrik spontan dari otak dengan menggunakan elektroda-elektroda pada
kulit kepala. Pengaturan elektroda pada kulit kepala memungkinkan pengambilan
sampel elektrik dari semua area mayor korteks serebri.
Pda penyakit,
abnormalitas meliputi :
a.
Perlambatan
generalisata, dapat dilihat pada ensefalopati metabolik atau ensefalitis
b.
Aktivitas lambat
vokal, menunjukkan lesi structural unilateral
c.
Muatan
bervoltase tinggi paroksimal (gelombang ‘spike’ dan tajam),yang mendukung
diagnosis epilepsy.
Banyak
pasien epilepsy meiliki EEG istirahat yang normal di saat tidak dalam serangan.
Usaha diagnostic untuk pemeriksaan epilepsy dapat ditingkatkan dengan member
rangsang stress tertentu pada pasien selama pemeriksaan, misalnya pasien
diminta melakukan hiperventilas, atau dengan stimulasi cahaya menggunakan
senter. Setelah itu, dapat dilakukan perekaman yang lebih lama, terutama
setelah sebelumnya pasien kurang tidur, atau dilakukan induksi tidur dengan
barbiturate. Pada pusat-pusat spesialistik, perekaman EEG dimungkinkan pada
pasien rawat jalan dengan perekaman video simultan, yang memungkinkan untuk
melihat hubungan kejadian klinis dengan perubahan listrik otak (videotelemetri)
3.
INTERPRETASI
TES NEUROPSIKOLOGI
Menurut Golden dkk, 1992, terdapat
beberapa cara untuk menginterpretasikan data tes neuropsikologis ini yaitu :
● Taraf kinerja pasien
dapat diinterpretasi dalam konteks data normative. Misalnya apa skornya secara
signifikan berada dibawah skor rata-rata untuk kelompok yang sesuai yang
menyarankan beberapa kelemahan fungsi daerah ini.
● Beberapa perhitungan
skor berbeda mengenai dua tes dari seorang pasien. Taraf tertentu perbedaan
menandakan adanya kelemahan pada pasien
● Tanda-tanda pathogmnonic
cidera otak, misalnya gagal dalam menggambar bagian kiri suatu gambar. Ini
dapat dicatat dan diinterpretasi.
● Analisis pola skor
bisa jadi diusahakan, pola-pola skor tes tertentu telah diasosiasikan dengan
luka atau kelemahan neurologis spesifik.
● Sejumlah formula
statistis yang weight score secara berbeda bisa jadi bersesuaian dengan
keputusan-keputusan diagnostic tertentu.
Prosedur
Neurodiagnostik
Dunia
medis telah memiliki sejumlah prosedur untuk melakukan neurodiagnostik.
Misalnya pemeriksaan neurologi tradisional yang disusun oleh para neurology,
spinal taps, sinar X, electroence phalograms (EEG), computerized axial
tomography scans (CAT), Positron emission tomography (PET) scan, dan yang
terbaru adalah magnetice resonance imaging (MRI). Alat-alat ini tentunya
memiliki manfaat untuk melihat lokasi kerusakan dan penyakit namun tidak
seluruh prosedur bekerja cukup baik untuk mendiagnosis gangguan.
1.
Elektroensefalografi (EEG)
Elektroencephalogram (EEG) dapat
mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
2.
Computerized Tomografi (CT Scan)
CT
merupakan suatu pemeriksaan yang mudah, sederhana dan non-invasif sehingga CT
sangat sesuai untuk follow-up dan pengawasan hasil terapi bedah maupun radiasi
pada neoplasma intrakranial. CT sudah menjadi salah satu sarana neurodiagnostik
yang terpilih untuk mendiagnosis neoplasma intrakranial karena mempunyai
ketepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sarana neurodiagnostik
konvensional yang tersedia. Pencitraan CT memberikan informasi yang spesifik
menyangkut jumlah, ukuran dan kepadatan jejas tumor dan meluasnya edema
serebral sekunder. Alat ini juga memberi informasi tentang sistem ventrikuler.
CT mempunyai kemampuan yang akurat
untuk menentukan lokasi dan ekstensi suatu neoplasma; baik dengan potongan
aksial maupun koronal sehingga CT dapat membantu menentukan lapangan penyinaran
radioterapi dengan tepat. Namun, CT mempunyai keterbatasan dalam menentukan
diagnosis patologi suatu neoplasma secara tepat tanpa angiografi dan biopsi
bedah, karena gambaran CT suatu neoplasma intrakranial sering menyerupai satu
sama lainnya
3.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Dengan MRI + kontras Gadolinium DTPA diagnosis tumor otak
dapat lebih jelas (sensitivitasnya tinggi dibandingkan CT Scan) baik untuk
tumor supratentorial dan khusus fossa posterior. Potongan dapat menghasilkan
tiga dimensi sehingga memudahkan ahli bedah saraf inencntukan teknik operasi.
MRI membantu dalam mendiagnosis tumor otak, ini digunakan untuk menghasilkan
deteksi jejas yang kecil; alat ini juga umumnya untuk membantu dalam mendeteksi
tumor-tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis, dimana tulang mengganggu
dalam gembaran yang menggunakan CT.
4.
Penelitian sitologis pada cairan serebrospinal (CSF) dapat
dilakukan untuk mendeteksi sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada sistem saraf
pusat mampu menggusur sel-sel kedalam cairan serebrospinal.
5.
Biopsi stereotaktik bantuan komputer (3 dimensi) dapat
digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar
pengobatan dan informasi prognosis. Angiografi serebral memberikan gambaran
pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
4.
MASALAH
BATERAI TES
Dalam pemeriksaan tes neuropsikologi ini juga
dikenal baterai tes atau penggunaan sejumlah alat tes kemudian dikenal dengan
nama sub tes untuk pemeriksaan kelainan dalam fungsi neuropsikologis atau bisa
juga fungsi neurologis. Trull, 2005, sebagai buku yang menjadi referensi utama
bagian ini, juga bagian-bagian lain yang menyebutkan dua baterai popular yaitu
:
a. “The
halstead-Reatan Battery”. The Halstead-Reitan Neuropsychological Batery
dibangun untuk menembus keterbatasanpenggunaan-penggunaan alat tes tunggal.
Saat ini baterai tes sanagt luas digunakan, yang mengandung
pengukuran-pengukuran sebagai berikut : tes kategori, tes irama dari Seashore,
tes Oskilasi tangan, tes prestasi tekstil, tes membuat jejak, tes kekuatan
menggengam, tes lokalisasi jari, dll.
b. “The
Luria-Nebraska Batery”. Ini dapat dianggap sebagai
alternative bagi Halstead-Reitan Batery terdiri dari 269 kemampuan yang terdiri
dari 11 sub tes yaitu fungsi-fungsi motor, fungsi irama, fungsi visual, bicara
reseptif, bicara ekspresif, fungsi menulis, keterampilan membaca, keterampilan
berhitung, ingatan dan proses-proses intelektual.
5.
INTERVENSI
DAN REHABILITASI
Rehabilitasi merupakan salah satu fungsi utama
neuropsikolog, dmana mereka berusaha keras untuk memerankan upaya
mengkoordinasikan penanganan kognitif dan keprilakuan pasien yang telah
memperlihatkan kelemahan kognitif dan keprilakuan sebagai akibat dari adanya
disfungsi atau cedera. Seperti dikatakan Golden, 1992, rehabilitasi dapat
terjadi melalui rekoveri spontan fungsi. Dalam hal ini pasien belajar kembali melalui
system yang secara berkembang lebih tua dan fungsional intake, perkembangan
system fungsional yang baru atau mengubah lingkungan untuk memastikan kualitas
kehidupan sebaik mungkin. Dalam kasus pengembangan alternative atau sistem-sistem
fungsional yang baru, tugas-tugas rehabilitasi diformulasikan untuk men“treat”
kekurangan pasien. Menurut Golden upaya rehabilitasi ini meliputi :
a.
Seyogyanya
meliputi kelemahan keterampilan dimana seseorang mencoba untuk
mereformulasikan. Seluruh keterampilan lain yang dibutuhkan seharusnya dalam
area dimana subyek hanya sedikit atau tidak mengalami masalah
b.
Terapis
seyogyanya mampu untuk mengubah cara, saat pasien mengalami kesukaran dari
taraf yang ,mudah untuk menampilkan prestasi normal
c.
Tugas-tugasnya
dapat dikuantifikasikan sehingga taraf kemajuan dapat dicatat
d.
Tugas
sesungguhnya menyediakan umpan balik yang segera pada pasien
e.
Jumlah kesalahan
yang dibuat pasien harus terkendali.
C.
KESIMPULAN
Neuropsikologi adalah bagian dari psikologi terapan yang berhubungan
dengan bagaimana perilaku dipengaruhi oleh cedera dan disfungsi otak. Otak merupakan organ
yang sangat penting bagi manusia, dalam dunia kedokteran, orang sering
menganggap interne sebagai ratu dari kedokteran. Otak mengatur dan mengkordinir
sebagian besar, gerakan, perilaku
dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah,
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas
fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan,
pembelajaran
motorik dan segala bentuk pembelajaran
lainnya.Dalam hubungan itu neorologi selalu dinobatkan sebagai rajanya
kedokteran.
Asesmen neuropsikologis merupakan metode
noninvasive dalam menguraikan fungsi otak yang di dasarkan pada kinerja pasien
berdasarkan tes baku yang telah memperlihatkan indicator yang akurat dan
sensitif menyangkut hubungan otak prilaku. Evaluasi neoropsikologis juga
menyediakan informasi yang berguna mengenai dampak keterbatasan pasien
neurologis, seperti penyakit degeneratif, skleoris. Peranan atau fungsi
neuropsikolog: membantu neurologis atau dokter lainnya untuk memberikan
keterangan diagnose yang khas menyangkut persyrafan dan gangguan-gangguannya, membuat
prognosis untuk penyembuhan, melibatkan diri dalam proses penyembuhan dan
rehabilitasi, mengevaluasi pasien gangguan mental untuk membantu meramalkan
kondisi penyakit. Secara khusus perlu di kemukakan pengertian psikologi
neuropsikologi klinis sebagai suatu ilmu terapan yang memberikan perhatian
terhadap pernyataan keprilakuan disfungsi otak.
D.
REFERENSI
Ardani, Tristiadi Ardi,
Iin Tri Rahayu, Yulia Sholichatun. 2007.Psikologi
Klinis.Yogyakarta: Graha Ilmu
Prof. Dr. Sutardjo A.
Wiramihardja, Psi. 2007. Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama
Norman D. Sunberg, Allen A.
Winebarger, Julian R. Taplin. 2007. Psikologi Klinis edisi keempat. Yogyakarta
: Pustaka Belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar