Jumat, 16 Mei 2014

NEUROPSIKOLOGI


A.    LATAR BELAKANG NEUROPSIKOLOGI
Dalam sejarah neuropsikologi bukanlah hal yang baru lagi dalam ilmu psikologi, khususnya dalam psikologi klinis. Sekitar tahun 3000 SM, dan khususnya 1700 SM, hubungan antara fungsi otak dan perilaku telah di bicarakan para ahli, meskipun suasananya banyak bernuansa filsafat. Neuropsikologi pun pada dasarnya adalah study mengenai hubungan antara fungsi otak dan syaraf denga perilaku, yang meliputi pemahaman, asesmen, dan penanganan perilaku yang secara langsung berhubungan dengan otak.
Neuropsikologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara otak dan perilaku, disfungsi otak dan deficit prilaku serta melakukan asesmen untuk perilaku yang berkaitan dengan fungsi otak yang terganggu.
Asesmen neuropsikologis merupakan metode noninvasive dalam menguraikan fungsi otak yang di dasarkan pada kinerja pasien berdasarkan tes baku yang telah memperlihatkan indicator yang akurat dan sensitif menyangkut hubungan otak prilaku. Evaluasi neoropsikologis juga menyediakan informasi yang berguna mengenai dampak keterbatasan pasien neurologis, seperti penyakit degeneratif, skleoris. Cara yang paling berarti untuk mengakses pasien mengenai keadaannya adalah dengan mengases perilakunya secara obyektif melalui prosedur-prosedur asesmen neuropsikologis.
Terdapat 4 peranan atau fungsi neuropsikolog:
a.       Membantu neurologis atau dokter lainnya untuk memberikan keterangan diagnose yang khas menyangkut persyrafan dan gangguan-gangguannya
b.      Karena suatu penekanan system otak fungsional, neuropsikolog membuat prognosis untuk penyembuhan
c.       Melibatkan diri dalam proses penyembuhan dan rehabilitasi
d.      Neoropsikolog dapat di minta untuk mengevaluasi pasien gangguan mental untuk membantu meramalkan kondisi penyakit. Secara khusus perlu di kemukakan pengertian psikologi neuropsikologi klinis sebagai suatu ilmu terapan yang memberikan perhatian terhadap pernyataan keprilakuan disfungsi otak.


B.     PENJELASAN
1.      OTAK
Otak merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, dalam dunia kedokteran, orang sering menganggap interne sebagai ratu dari kedokteran. Dalam hubungan itu neorologi selalu dinobatkan sebagai rajanya kedokteran. Memang banyak yang menghindari bidang ini tetapi alasanya adalah karena memang rumit. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel:
1.      Glia
Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron
2.      Neuron
Neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi.
Kedua jenis sel tersebut berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagi sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus milyar neuron.
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat mempengaruhi kognisi dan perilaku manusia.
Otak terdiri atas dua bagian yaitu hamisfer kiri dan hamisfer kanan, hamisfer kiri mengendalikan bagian kanan badan dan lebih terlibat dengan fungsi bahasa , penyimpulan logis, dan analisis rinci dalam hamper semua individual yang tidak kidal dan sejumlah individu yang baik. Sedangkan hamister kanan mengendalikan kiri badan, dan lebih terlibat dalam ketrampilan spatial visual, krativitas, musical, dan persepsi arah
Sehingga ada pertanyaan Sehingga ada pertanyaan, apa yang menyebabkan kerusakan otak, seperti trauma, atau luka kepala. Luka otak atau trauma dapat menghasilkan sejumlah gangguan kognitif dan behavioral. Beberapa bentuk gangguan tersebut dapat berbentuk :
a.       Gangguan orientasi, misalnya ketidakmampuan untuk mengetahui orang-orang di sekitarnya, nama hari dalam seminggu dll
b.      Gangguan ingatan, pasien lupa kejadian-kejadian khususnya yang terbaru, kadang juga menunjukan gangguan kemampuan untuk belajar dan mengingat informasi baru
c.       Gangguan fungsi intelektual, pemahaman, berhitung, mengungkap kalimat, dan mungkin juga pengetahuan umumnya.
d.      Gangguan penilaian, pasien sulit mengambil keputusan bahkan untuk yang sederhana sekalipun misalnya untuk tidur, makan, bangun dll
e.       Memiliki efek emosi yang labil, terlalu mudah tertawa, marah atau menagis
f.       Kehilangan daya tahan emosi dan mental, pasien mungkin berfungsi di bawah kondisi normal.
g.      Sindrom lobus frontal, adanya sekelompok simtom gangguan kontrol implus, ketidakmampuan merencanakan, apatis dan lain-lain.
Penyebab cedera otak, jenis dan jumlahnya sangat banyak, misalnya :
a.   Gegar otak
Gegar otak adalah perubahan yang disebabkan oleh luka pada fungsi mental atau tingkat kesadaran yang terlibat kehilangan kesadaran, bisa terjadi tanpa kerusakan nyata pada struktur otak, dan bertahan kurang dari 6 jam. Orang yang mengalami gegar otak untuk sementar sedikit bingung. Beberapa orang mungkin tidak sadar bahwa mereka sudah mengalami gegar otak. Kesadaran mungkin hilang untuk waktu yang singkat, jarang lebih dari 15 menit. Kenangan untuk peristiwa baru saja sebelum atau baru saja sesudah terjadinya luka mungkin hilang. Kemudian, penderita mungkin mengalami sakit kepala, sensasi berputar, sakit kepala ringan, kepenatan, kenangan buruk, ketidakmampuan untuk memusatkan pikiran, sifat lekas marah, depresi, dan kegelisahan. Gejala ini dianggap sindrom post-gegar otak. Penderita dapat mengalami cacat berpikir, khususnya penderita yang mempunyai masalah emosional sebelum gegar otak.
Gejala sindrom post-gegar otak biasa terjadi selama seminggu sesudah gegar otak dan umumnya sembuh pada minggu kedua. Tetapi, kadang-kadang, gejala berlanjut berbulan-bulan atau, jarang, bertahun-tahun. Orang yang sudah mengalami gegar otak juga kelihatannya menjadi lebih rentan dengan luka lainnya, terutama jika luka baru terjadi sebelum gejala dari gegar otak sebelumnya betul-betul sudah hilang.
Untuk mendiagnosa gegar otak, dokter perlu meyakinkan struktur otak tidak rusak. Dilakukan dengan menggunakan Computed Tomography (CT scan), Magnetic Resonance Imaging (MRI), atau keduanya. Jika tidak ada kerusakan otak struktural, hanya gejala perlu dioabti. Untuk gegar otak, acetaminophen diberi untuk rasa sakit. Aspirin dan obat antiinflamsi nonsteroid (NSAIDS) seharusnya tidak digunakan karena mengganggu pembekuan darah dan dapat mengakibatkan pendarahan dari saluran darah yang rusak.
b.   Tumor
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.
Gejala tumor otak :
1.   Nyeri Kepala (Headache)
Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya muncul pada pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, datang pergi (rekuren) dengan interval tak teratur beberapa menit sampai beberapa jam. Serangan semakin lama semakin sering dengan interval semakin pendek. Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin atau mengejan (misalnya waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepaia juga bertambah berat waktu posisi berbaring, dan berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat tarikan (traksi) pada pain sensitive structure seperti pembuluh darah atau serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor otak yang berlokasi di daerah lobus oksipitalis.
2.   Muntah
Lebih jarang dibanding dengan nyeri kepala. Muntah biasanya proyektil (menyemprot) tanpa didahului rasa mual, dan jarang terjadi tanpa disertai nyeri kepala.
3.   Edema Papil
Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan oftalmoskop. Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah menjadi lebih kemerahan dan pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang tampak terputus-putus. Untuk mengetahui gambaran edema papil seharusnya kita sudah mengetahui gambaran papil normal terlcbih dahulu. Penyebab edema papil ini masih diperdebatkan, tapi diduga akibat penekanan terhadap vena sentralis retinae. Biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau pembesarannya menckan jalan aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrocepallus.
4.   Kejang
Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang korteks motorik. Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum atau general sukar dibedakan dengan kejang karena epilepsi. Tapi bila kejang terjadi pertama kali pada usia dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor otak.
c.    Alzheimer
Dementia progresif yang terjadi pada usia dewasa menengah atau lansia ditandai dengan daya ingat jangka pendek, deteriorasi intelektul & perilaku, dan lambat berpikir.
Gejala umum:
1.   Kehilangan daya ingat/memori, terutama memori jangka pendek. Pada orang tua normal, dia tidak ingat nama tetangganya, tetapi dia tahu orang itu adalah tetangganya. Pada penderita Alzheimer, bukan saja lupa nama tetangganya tetapi juga lupa bahwa orang itu adalah tetangganya.
2.   Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa, seperti tidak tahu bagaimana cara membuka baju atau tidak tahu urutan-urutan menyiapkan makanan.
3.   Kesulitan berbahasa.
Umumnya pada usia lanjut didapat kesulitan untuk menemukan kata yang tepat, tetapi penderita Alzheimer lupa akan kata-kata yang sederhana atau menggantikan suatu kata dengan kata yang tidak biasa.
4.   Disorientasi waktu dan tempat.
Kita terkadang lupa kemana kita akan pergi atau hari apa saat ini, tetapi penderita Alzheimer dapat tersesat pada tempat yang sudah familiar untuknya, lupa di mana dia saat ini, tidak tahu bagaimana cara dia sampai di tempat ini, termasuk juga apakah saat ini malam atau siang.
5.   Penurunan dalam memutuskan sesuatu atau fungsi eksekutif.
Misalnya tidak dapat memutuskan menggunakan baju hangat untuk cuaca dingin atau sebaliknya.
6.   Salah menempatkan barang.
Seseorang secara temporer dapat salah menempatkan dompet atau kunci. Penderita Alzheimer dapat meletakkan sesuatu pada tempat yang tidak biasa, misal jam tangan pada kotak gula.
7.   Perubahan tingkah laku.
Seseorang dapat menjadi sedih atau senang dari waktu ke waktu. Penderita Alzheimer dapat berubah mood atau emosi secara tidak biasa tanpa alasan yang dapat diterima.
8.   Perubahan perilaku
Penderita Alzheimer akan terlihat berbeda dari biasanya, ia akan menjadi mudah curiga, mudah tersinggung, depresi, apatis atau mudah mengamuk, terutama saat problem memori menyebabkan dia kesulitan melakukan sesuatu.
9.   Kehilangan inisiatif
Duduk di depan TV berjam-jam, tidur lebih lama dari biasanya atau tidak menunjukan minat pada hobi yang selama ini ditekuninya.
d.   Penyakit Parkinson
Nama penyakit parkinson diambil dari nama penemunya, James Parkinson. Menurut Ketua Yayasan Peduli Parkinson Indonesia, dr Banon Sukoandari, Sp.S., parkinson adalah penyakit degenerasi yang menyerang otak karena kurangnya dopamine dalam otak. Gejala utamanya, gangguan pergerakan, dan gangguan non motorik. Pada banyak penyandang parkinson, ada gangguan kognitif dalam berbagai derajat.
Penyakit parkinson, menurut Banon, sulit dicegah dan disembuhkan karena penyebabnya sendiri sulit diketahui pasti. Yang jelas, ketika individu kehilangan lebih dari 80 suplai dopamine, zat penting dalam proses pengiriman sinyal antara sel-sel saraf otak untuk mengatur gerakan, maka individu akan mengalami beberapa gejala Parkinson :
1.      Gemetar tak terkontrol di tangan atau kaki saat istirahat.
2.      Anggota gerak kaku.
3.      Gerakan melambat, gangguan berjalan, dan gangguan keseimbangan

2.      METODE ASSESMEN NEUROPSIKOLOGI
A.    Tes Mental Standar atau Mini-Mental Standar State Examination (MMSE)
Tes ini dipakai untuk mengidentifkasi penyakit demensia. Demensia adalah gangguan fungsi intelektual, biasanya progresif, dan terjadi pada saat ksadaran baik. Lebih tepatnya dikatakan bahwa pasien demensi memiliki gangguan yang berarti pada dua atau lebih area kognisi (salah satunya harus merupakan gangguan memori, dan domain lainnya bisa bahasa, praksis, ketrampilan visuopasial, kepribadian, prilaku social, atau pikiran abstrak) tanpa adanya penyakit psikiatri seperti depresi atau skizofrenia, yang dapt menyerupai demensia.
Pada demensia kortikal, psien memiliki memori, kemampuan bahasa, praksis, dan/atau fungsi spasial yang terganggu. Karakteristik demensia subkortikal adalah fungsi kognitif yang melambat. Pasien nampak apatis dan sulit dipengaruhi. Pada tes in, skor dibawah 24/30 merupakan indikasi demensia. Akan tetapi, keseluruhan nilai tes ini tidak sensitive pada tahap awal demensia, terutama jika kemampuan intelektual premorbid cukup tinggi, dan pada deficit kognitif sirkumskrip, terutama yang melibatkan fungsi hemisfer nondominan dan lobus frontal. Oleh karena itu, banyak pasien dengan deficit kognitif membutuhkan evaluasi psikometrik yang lebih detail oleh neuropsikolog.
Daftar aitem pada tes MMSE, yaitu :
1.      Orientasi
Contoh                        : tahun, bulan, hari, tanggal, musim
2.      Registrasi
Contoh                        : pasien diminta mengulangi kata-kata yang disebutkan pemeriksa
3.      Atensi
Contoh                        : mengeja kata “dunia” dari depan ke belakang
4.      Mengingat kembali
Contoh                        : pasien diminta mengulangi kata-kata yang disebutkan pemeriksa
5.      Bahasa
Contoh                        : pasien diminta menyebut merk
                          pasien diminta mengulangi kata tersebut,atau
                          pasien diminta mematuhi perintah
                          pasien diminta menulis sebuah kalimat
6.      Meniru
Contoh            :pasien diminta meniru gambar pentagon yang saling berpotongan

B.     EEG (Elektroensefalografi)
Perekaman aktivitas listrik spontan dari otak dengan menggunakan elektroda-elektroda pada kulit kepala. Pengaturan elektroda pada kulit kepala memungkinkan pengambilan sampel elektrik dari semua area mayor korteks serebri.
Pda penyakit, abnormalitas meliputi :
a.       Perlambatan generalisata, dapat dilihat pada ensefalopati metabolik atau ensefalitis
b.      Aktivitas lambat vokal, menunjukkan lesi structural unilateral
c.       Muatan bervoltase tinggi paroksimal (gelombang ‘spike’ dan tajam),yang mendukung diagnosis epilepsy.
Banyak pasien epilepsy meiliki EEG istirahat yang normal di saat tidak dalam serangan. Usaha diagnostic untuk pemeriksaan epilepsy dapat ditingkatkan dengan member rangsang stress tertentu pada pasien selama pemeriksaan, misalnya pasien diminta melakukan hiperventilas, atau dengan stimulasi cahaya menggunakan senter. Setelah itu, dapat dilakukan perekaman yang lebih lama, terutama setelah sebelumnya pasien kurang tidur, atau dilakukan induksi tidur dengan barbiturate. Pada pusat-pusat spesialistik, perekaman EEG dimungkinkan pada pasien rawat jalan dengan perekaman video simultan, yang memungkinkan untuk melihat hubungan kejadian klinis dengan perubahan listrik otak (videotelemetri)

3.      INTERPRETASI TES NEUROPSIKOLOGI
Menurut Golden dkk, 1992, terdapat beberapa cara untuk menginterpretasikan data tes neuropsikologis ini yaitu :
Taraf kinerja pasien dapat diinterpretasi dalam konteks data normative. Misalnya apa skornya secara signifikan berada dibawah skor rata-rata untuk kelompok yang sesuai yang menyarankan beberapa kelemahan fungsi daerah ini.
Beberapa perhitungan skor berbeda mengenai dua tes dari seorang pasien. Taraf tertentu perbedaan menandakan adanya kelemahan pada pasien
Tanda-tanda pathogmnonic cidera otak, misalnya gagal dalam menggambar bagian kiri suatu gambar. Ini dapat dicatat dan diinterpretasi.
Analisis pola skor bisa jadi diusahakan, pola-pola skor tes tertentu telah diasosiasikan dengan luka atau kelemahan neurologis spesifik.
Sejumlah formula statistis yang weight score secara berbeda bisa jadi bersesuaian dengan keputusan-keputusan diagnostic tertentu.
Prosedur Neurodiagnostik
Dunia medis telah memiliki sejumlah prosedur untuk melakukan neurodiagnostik. Misalnya pemeriksaan neurologi tradisional yang disusun oleh para neurology, spinal taps, sinar X, electroence phalograms (EEG), computerized axial tomography scans (CAT), Positron emission tomography (PET) scan, dan yang terbaru adalah magnetice resonance imaging (MRI). Alat-alat ini tentunya memiliki manfaat untuk melihat lokasi kerusakan dan penyakit namun tidak seluruh prosedur bekerja cukup baik untuk mendiagnosis gangguan.
1.            Elektroensefalografi (EEG)
        Elektroencephalogram (EEG) dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
2.            Computerized Tomografi (CT Scan)
         CT merupakan suatu pemeriksaan yang mudah, sederhana dan non-invasif sehingga CT sangat sesuai untuk follow-up dan pengawasan hasil terapi bedah maupun radiasi pada neoplasma intrakranial. CT sudah menjadi salah satu sarana neurodiagnostik yang terpilih untuk mendiagnosis neoplasma intrakranial karena mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sarana neurodiagnostik konvensional yang tersedia. Pencitraan CT memberikan informasi yang spesifik menyangkut jumlah, ukuran dan kepadatan jejas tumor dan meluasnya edema serebral sekunder. Alat ini juga memberi informasi tentang sistem ventrikuler.
CT mempunyai kemampuan yang akurat untuk menentukan lokasi dan ekstensi suatu neoplasma; baik dengan potongan aksial maupun koronal sehingga CT dapat membantu menentukan lapangan penyinaran radioterapi dengan tepat. Namun, CT mempunyai keterbatasan dalam menentukan diagnosis patologi suatu neoplasma secara tepat tanpa angiografi dan biopsi bedah, karena gambaran CT suatu neoplasma intrakranial sering menyerupai satu sama lainnya
3.            Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Dengan MRI + kontras Gadolinium DTPA diagnosis tumor otak dapat lebih jelas (sensitivitasnya tinggi dibandingkan CT Scan) baik untuk tumor supratentorial dan khusus fossa posterior. Potongan dapat menghasilkan tiga dimensi sehingga memudahkan ahli bedah saraf inencntukan teknik operasi. MRI membantu dalam mendiagnosis tumor otak, ini digunakan untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil; alat ini juga umumnya untuk membantu dalam mendeteksi tumor-tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis, dimana tulang mengganggu dalam gembaran yang menggunakan CT.
4.         Penelitian sitologis pada cairan serebrospinal (CSF) dapat dilakukan untuk mendeteksi sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada sistem saraf pusat mampu menggusur sel-sel kedalam cairan serebrospinal.
5.         Biopsi stereotaktik bantuan komputer (3 dimensi) dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar pengobatan dan informasi prognosis. Angiografi serebral memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.

4.      MASALAH BATERAI TES
Dalam pemeriksaan tes neuropsikologi ini juga dikenal baterai tes atau penggunaan sejumlah alat tes kemudian dikenal dengan nama sub tes untuk pemeriksaan kelainan dalam fungsi neuropsikologis atau bisa juga fungsi neurologis. Trull, 2005, sebagai buku yang menjadi referensi utama bagian ini, juga bagian-bagian lain yang menyebutkan dua baterai popular yaitu :
a.       “The halstead-Reatan Battery”. The Halstead-Reitan Neuropsychological Batery dibangun untuk menembus keterbatasanpenggunaan-penggunaan alat tes tunggal. Saat ini baterai tes sanagt luas digunakan, yang mengandung pengukuran-pengukuran sebagai berikut : tes kategori, tes irama dari Seashore, tes Oskilasi tangan, tes prestasi tekstil, tes membuat jejak, tes kekuatan menggengam, tes lokalisasi jari, dll.
b.      “The Luria-Nebraska Batery”. Ini dapat dianggap sebagai alternative bagi Halstead-Reitan Batery terdiri dari 269 kemampuan yang terdiri dari 11 sub tes yaitu fungsi-fungsi motor, fungsi irama, fungsi visual, bicara reseptif, bicara ekspresif, fungsi menulis, keterampilan membaca, keterampilan berhitung, ingatan dan proses-proses intelektual.
5.      INTERVENSI DAN REHABILITASI
Rehabilitasi merupakan salah satu fungsi utama neuropsikolog, dmana mereka berusaha keras untuk memerankan upaya mengkoordinasikan penanganan kognitif dan keprilakuan pasien yang telah memperlihatkan kelemahan kognitif dan keprilakuan sebagai akibat dari adanya disfungsi atau cedera. Seperti dikatakan Golden, 1992, rehabilitasi dapat terjadi melalui rekoveri spontan fungsi. Dalam hal ini pasien belajar kembali melalui system yang secara berkembang lebih tua dan fungsional intake, perkembangan system fungsional yang baru atau mengubah lingkungan untuk memastikan kualitas kehidupan sebaik mungkin. Dalam kasus pengembangan alternative atau sistem-sistem fungsional yang baru, tugas-tugas rehabilitasi diformulasikan untuk men“treat” kekurangan pasien. Menurut Golden upaya rehabilitasi ini meliputi :
a.          Seyogyanya meliputi kelemahan keterampilan dimana seseorang mencoba untuk mereformulasikan. Seluruh keterampilan lain yang dibutuhkan seharusnya dalam area dimana subyek hanya sedikit atau tidak mengalami masalah
b.         Terapis seyogyanya mampu untuk mengubah cara, saat pasien mengalami kesukaran dari taraf yang ,mudah untuk menampilkan prestasi normal
c.          Tugas-tugasnya dapat dikuantifikasikan sehingga taraf kemajuan dapat dicatat
d.         Tugas sesungguhnya menyediakan umpan balik yang segera pada pasien
e.          Jumlah kesalahan yang dibuat pasien harus terkendali.

C.    KESIMPULAN
Neuropsikologi adalah bagian dari psikologi terapan yang berhubungan dengan bagaimana perilaku dipengaruhi oleh cedera dan disfungsi otak. Otak merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, dalam dunia kedokteran, orang sering menganggap interne sebagai ratu dari kedokteran. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.Dalam hubungan itu neorologi selalu dinobatkan sebagai rajanya kedokteran.
Asesmen neuropsikologis merupakan metode noninvasive dalam menguraikan fungsi otak yang di dasarkan pada kinerja pasien berdasarkan tes baku yang telah memperlihatkan indicator yang akurat dan sensitif menyangkut hubungan otak prilaku. Evaluasi neoropsikologis juga menyediakan informasi yang berguna mengenai dampak keterbatasan pasien neurologis, seperti penyakit degeneratif, skleoris. Peranan atau fungsi neuropsikolog: membantu neurologis atau dokter lainnya untuk memberikan keterangan diagnose yang khas menyangkut persyrafan dan gangguan-gangguannya, membuat prognosis untuk penyembuhan, melibatkan diri dalam proses penyembuhan dan rehabilitasi, mengevaluasi pasien gangguan mental untuk membantu meramalkan kondisi penyakit. Secara khusus perlu di kemukakan pengertian psikologi neuropsikologi klinis sebagai suatu ilmu terapan yang memberikan perhatian terhadap pernyataan keprilakuan disfungsi otak.

D.    REFERENSI
Ardani, Tristiadi Ardi, Iin Tri Rahayu, Yulia Sholichatun. 2007.Psikologi Klinis.Yogyakarta: Graha Ilmu
Prof. Dr. Sutardjo A. Wiramihardja, Psi. 2007. Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama

Norman D. Sunberg, Allen A. Winebarger, Julian R. Taplin. 2007. Psikologi Klinis edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar