Rabu, 02 November 2011

TEORI BAKAT MINAT

Bakat
Pengertian bakat
-          Bakat merupakan suatu kemampuan spesifik yang memberikan individu suatu kondisi untuk memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu setelah melalui latihan (Tanpa Nama, 2004).
-          Chaplin (2002) mengartikan aptitude (bakat, ketangkasan, kecerdasan, kesanggupan, kecenderungan) sebagai kapasitas untuk berprestasi di kemudian hari.
-          Woodworth dan Marquis (Sunaryo, 2004) mendefinisikan bakat sebagai suatu kemampuan manusia yang terdiri dari achievement atau actual ability (dapat diukur dengan tes tertentu), capacity atau ability (tidak dapat diukur secara langsung) dan aptitude (kualitas psikis yang hanya dapat diungkapkan dengan tes).
-          Sukardi (Sunaryo, 2004) mengartikan bakat sebagai suatu kondisi atau kualitas yang dimiliki oleh individu yang memungkinkan dirinya dapat berkembang di masa yang akan datang.
-          Branca (Fudyartanta, 2005) mengemukakan bahwa bakat merupakan kemampuan yang dipandang sebagai suatu indikasi seberapa baik individu dapat mempelajari pengetahuan atau keterampilan tertentu melalui pelatihan kemudian mempraktekkannya.
-          Lyman (Fudyartanta, 2005) mendefinisikan bakat sebagai kombinasi karakteristik alami dan yang dipelajari, dimana mengindikasikan kapasitas seseorang untuk mengembangkan kecakapannya dalam beberapa keterampilan. Biasanya menyiratkan aspek intelektual atau keterampilan dibandingkan aspek emosi atau karakteristik kepribadian.
-          Freeman (Fudyartanta, 2005) mendefinisikan bakat sebagai suatu kombinasi karakteristik yang berkapasitas individual untuk memperoleh (melalui latihan) beberapa pengetahuan khusus, keterampilan ataupun suatu respon yang terorganisir. Misalnya saja kemampuan berbahasa, untuk menjadi pemusik ataupun untuk melakukan pekerjaan mekanik.
-          Fudyartanta (2005) mengemukakan bahwa bakat merupakan kemampuan yang lebih menonjol daripada yang lain, baik secara intelektual (teoritis) maupun secara praktis, dimana kedua-duanya memiliki posisi kualitas yang tinggi.
Dimensi bakat
Guildford (Sunaryo, 2004) mengemukakan bahwa terdapat tiga dimensi yang terkandung dalam bakat, yaitu sebagai berikut:
 Dimensi perseptual, yaitu kemampuan di dalam melakukan persepsi yang mencakup kepekaan indra, perhatian, orientasi ruang dan waktu serta kecepatan persepsi.
 Dimensi psikomotor, mencakup kekuatan, impuls, kecepatan gerak, kecermatan dan kordinasi.
 Dimensi intelektual, mencakup ingatan, pengenalan, berpikir dan evaluatif.

Tujuan mengetahui bakat
         Diagnosis :
Dg mengetahui bakat yg dimiliki seseorg maka akan dipahami potensi yg ada pd seseorg.
         Prediksi :
Unt memprediksi kesuksesan atau kegagalan seseorg dlm bidang tertentu di masa yg akan datang
Faktor-faktor yg DiungkapTes Bakat
  1. Kemampuan Verbal : kemamp memahami & mengg bhs scr lisan atau tulisan
  2. Kemampuan numerical : kemamp ketepatan & ketelitian memecahkan problem aritmetik/ konsep dasar berhitung
  3. Kemampuan spatial       : Kemamp meranc suatu benda scr tepat
  4. Kemampuan perceptual : kemamp mengamati & memahami gbr dua dimensi menjadi tiga dimensi
  5. Kemampuan reasoning : kemamp memecahkan suatu masalah
  6. Kemampuan mekanik   : kemamp memahami 2 konsep meknaik & fisika
  7. Kemampuan memory    : kemamp mengingat
  8. Kemampuan clarical      : kemamp bekerja dibidang adm
  9. Kreativitas                       : kemamp menghasilkan sesuatu yg baru & menunjukkan hal yg tdk biasa/ istimewa
  10. Kecepatan kerja             : kemamp bekerja scr cepat terutama unt pekerj yg rutin
  11. Ketelitian kerja            : kemamp bekerja scr teliti
  12. Ketahanan kerja          : kemamp bekerja scr konsisten ( dlm situasi yg sama, atau yg semakin berat)
Keterbatasan Tes Bakat
    1. Tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yg ditunjukkan oleh sampel butir tes
    2. Standarisasi tes tergantung pada keadaan sampel standarisasi. Dg demikian perkembangan budaya & kemajuan teknologi akan mempengaruhi validitas tes
    3. Reliabilitas tes jarang mempunyai koefosien reliabilitas sama dg satu, berarti testing lebih dari satu kali pd satu individu yg sama tdk akan menunjukkan hasil yg sama persis.
    4. Dg pengukuran bakat bukan berarti telah memahami kondisi psikologis seseorg secara komprehensif. Unt tuj diagnosis & prediksi akan lebih akurat jika dilakukan pengukuran aspek psikologis secara komprehensif
MINAT
Istilah minat sangat terkait dengan motivasi. Banyak ahli mengemukakan bahwa minat merupakan aspek penting yang mempengaruhi perhatian, berpikir dan berprestasi. Pendapat lain mengaitkan minat dengan cita-cita, bahwa cita-cita merupakan perwujudan dari minat dalam hubungannya dengan masa depan. Secara spesifik, minat dapat diartikan sebagai berikut :
a. Minat pribadi (personal interest) Minat pribadi memberikan pengertian sebagai suatu ciri pribadi individu yang relatif stabil. Selanjutnya minat pribadi ditujukan pada suatu kegiatan atau topik yang spesifik (misalnya minat pada olah raga, ilmu pengetahuan, musik, tarian, komputer, dan lain-lain)
b. Minat situasional Minat situasional adalah minat yang ditumbuhkan oleh kondisi atau faktor lingkungan, misalnya peran pendidikan formal, informasi yang diperoleh melalui buku, internet atau televisi.
c. Minat sebagai keadaan psikologis Minat sebagai keadaan psikologis terjadi bila seseorang memiliki penilaian yang tinggi untuk suatu kegiatan (value of activity) dan pengetahuan yang tinggi terhadap kegiatan tersebut. Dari uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang menyebabkan dipilihkan suatu obyek atau kegiatan yang mengutnungkan, menyenangkan, atau mendatangkan kepuasan.
Pengertian minat menurut para ahli:
a. Eysenck dkk. (1972) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang lain tdak sama intensitasnya.
b. Witherington (1986) berpendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu.
c. Hurlock (1986) mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.
d. Drever (1988) mengartikan minat (interest) ke dalam dua pengertian, baik fungsional maupun struktural. Minat dalam pengertian fungsional menunjukan suatu jenis pengalaman perasaan yang disebut “worthwhileness” (kegunaan) yang dihubungkan dengan perhatian pada objek atau tindakan.
e. Menurut Guilford (1956), minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mencari objek-objek tertentu, dan perhatian terhadap objek tersebut cenderung mempengaruhi perilaku individu dalam kegiatan-kegiatan yang lain.
f. Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
g. McDaniel & Sahftel (1958) berpendapat bahwa minat merupakan suatu aktivitas yang sebagian besar perhatian individu terfokus pada objek atau aktivitas tertentu. Keadaan atau aktivitas tersebut tidak hanya sekadar memberikan kepuasan, tetapi juga memberikan suatu kondisi yang menghasilkan dan menggairahkan sehingga bisa menyingkirkan aktivitas-aktivitas lain yang tidak sesuai dengan objek yang menjadi fokus perhatian individu tersebut.
h. Menurut Jones (1963), minat adalah reaksi organisme yang berhubungan dengan perasaan suka terhadap situasi tertentu. Reaksi tersebut dapat berupa reaksi aktual dan bisa juga bersifat imajiner. Dengan demikian, minat merupakan suatu aktivitas yang berbentuk perhatian yang intens terhadap suatu objek, baik secara aktual atau tidak. Maksudnya adalah bahwa perhatian tadi dapat berlangsung secara indriawi terhadap objek yang sebenarnya atau menggunakan perenungan atau pemikiran terhadap objek yang imajiner. Perhatian yang intens tersebut dapat memberikan kepuasan bagi pelakunya, dan juga bisa membuat individu tersebut menjadi bergairah. Dalam kondisi demikian, individu akan mengabaikan objek-objek lain yang tidak diminati.
i. Menurut Laiton (Hansen, 1984), minat didefinisikan sebagai kesukaan atau ketidaksukaan terhadap sesuatu hal. Dengan kata lain, minat tersebut dapat dilihat berdasarkan adanya perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau kegiatan.
j. Masykur (1983) menunjukkan bahwa minat berhubungan dengan kuatnya dorongan yang menyebabkan seseorang memperhatikan seseorang, objek, atau suatu aktivitas.
k. Bhatia (1977) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan perasaan seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak dapat dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu dengan aktivitas yang disukai tersebut.
l. Pendapat Layton, Handoyo mengartikan minat sebagai kesukaan atau ketidak-sukaan terhadap sesuatu. Dengan kata lain, minat dapat dilihat atas dasar perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau suatu kegiatan.
m. Murphy berpendapat, sebagaimana yang dikutip oleh Handoyo, bahwa minat merupakan kondisi rangsang yang terarah sehubungan dengan tujuan yang bermanfaat.
n. Chaplin (1989) menyebutkan bahwa interes atau minat dapat diartikan sebagai:
1) Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.
2) Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.
3) Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku
o. Dalam “Encyclopedia of Psychology”, minat adalah kecenderungan tingkah laku yang mengarah pada tujuan yang pasti, aktivitas-aktivitas atau pengalaman yang menarik dari tiap individu. Oleh karena itu, apabila individu atau seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka itu berarti ia telah menetapkan tujuan sebelumnya (Cuming, 1972).
p. Crow and Crow mengidentifikasikan minat sebagai kekuatan yang mendorong seseorang memberikan perhatian terhadap orang lain atau melakukan aktivitas tertentu.
q. Sedang minat dalam pengertian struktural adalah elemen atau hal dalam sikap individu, baik yang merupakan bawaan ataupun karena perolehan, sehingga seseorang itu cenderung memenuhi perasaan worthwhileness dalam hubungannya dengan objek-objek atau hal-hal yang berhubungan dengan subjek khusus atau bidang pengetahuan khusus. Apa yang disebut sebagai “doctrine of interest” dalam pendidikan harus berdasarkan pada minat anak, dan selanjutnya dikembangkan minat baru berdasarkan minat yang sudah ada tersebut.
r. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Kesimpulan:
Minat adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap bermanfaat bagi dirinya.
Faktor Penyebab Timbulnya Minat
    • Faktor Intrinsik (dorongan dari dalam): misalnya lapar akan membuat orang interest kpd makanan
    • Faktor Emosional : misalnya bila seseorg merasa sukses thdp aktivitasnya, dia akan cenderung untuk mengulangnya
    • Faktor sosial : misalnya kehadiran org lain dlm bersepeda mendorong org lain unt bersepeda dg lebih cepat
Cara Melihat Minat
    • Expressed interest : dg melihat ekspresi seseorg terhadap suatu ibyek
    • Manifest interest : dg melihat obyek atau aktivitas apa yg paling sering dilakukan
    • Menggunakan alat yg telah distandarisasi, dg menanyakan kpd subyek yg bersangkutan, apakah ia senang atau tidak tentang suatu obyek . Misalnya dg menggunakan tes Kuder atau RMIB, dll
Penerapan Tes Minat
    • Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 3 bidang terapan, seperti yang diuraikan dibawah ini. Perlu dicatat bahwa berdasarkan pengamatan jarang ditemui suatu hasil tes minat digunakan secara eksklusif dengan mengabaikan hasil pengukuran terhadap aspek kognitif dan aspek non kognitif yang lain, seperti : tes inteligensi, tes bakat, ataupun tes kepribadian.
Berikut ini 3 bidang terapan hasil tes minat :
Ø  Konseling Karier
Ø  Konseling Pekerjaan
Ø  Penjurusan Siswa
Minat sangat erat kaitannya dengan bakat yang dimiliki seseorang. Minat yang tinggi terhadap suatu aktivitas yang didukung dengan bakat yang besar pada diri seseorang akan menentukan keberhasilannya dalam menekuni aktivitas tertentu. Pada umumnya, pembahasan tentang jenis minat akan sangat berhubungan dengan bakat yang dimiliki atau sebaliknya. Dr. Gradner menyatakan bahwa manusia belajar dan menunjukkan kecerdasannya dengan cara yang berbeda-beda. Berawal dari penelitian ini, kemudian Gardner menjelaskan cakupan kemampuan manusia yang luas yang kemudian dikenal dengan Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelegence) Ada delapan bentuk kecerdasan yaitu :
1.      Cerdas menggunakan kata-kata (kecerdasan berbahasa) : yaitu seseorang yang sangat menyukai kata-kata dan bagaimana kata tersebut digunakan dalam kegiatan membaca, menulis dan berbicara. Seseorang yang memiliki kecerdasan berbahasa akan sangat berminat pada profesi penulis, narator atau persuator
2.      Cerdas dalam musik : seseorang yang sangat berminat pada musik, melodi serta pola-pola yang berbeda pada musik. Pada umumnya mereka sangat peka untuk membedakan nada yang dimainkan dan sangat tertarik dalam kegiatan menyanyi, membuat lagu, memainkan alat musik atau sekedar mendengarkan musik saja.
3.      Cerdas mengunakan logika (kecerdasan logis – matematis) : seseorang yang sangat mudah memahami konsep matematika, senang menemukan pola dan mudah memahami proses sebab akibat dari suatu ilmu pengetahuan alam atau perilaku manusia
4.      Cerdas menggunakan gambar (kecerdasan ruang bidang) : seseorang yang memiliki ingatan yang baik tentang detail-detail suatu tempat, wajah, lebih mudah mengingaty sesuatu dalam bentuk gambar dari pada kata-kata. Pada umumnya sangat tertarik pada kegiatan fotografi, arsitektur, atau membuat model (designer)
5.      cerdas memahami tubuh (kecerdasan kinestetik) : seseorang yang memiliki kemampuan menggunakan tubuh untuk menekspresikan diri. Pada umumnya sangat menyukai kegiatan olah raga, kerajinan tangan, bahkan seni tari
6.      Cerdas memahami sesama (kecerdasan antar pribadi) : seseorang yang mampu untuk memahami orang lain. Mereka sangat menyukai sesama dan mengekspresikannya dalam kegiatan berorganisasi dan melakukan kegiatan sosial.
7.      Cerdas memahami diri sendiri (kecerdasan intrapribadi) : seseorang yang memiliki kesadaran akan perasaan yang dialami, mampu menetapkan sasaran ssaran pribadi, merenungi dan belajar dari pengalaman yang telah lalu, memahami kelebihan dan kelemahan diri. Mereka memiliki rencana kehidupan serta mampu menyelesaikan permasalahan.
8.      Cerdas memahami alam (kecerdasan naturalis) : memiliki rasa ingin tahu dan memahami lingkungan dan senang untuk mengidentifikasi dan mengklasifikannya. Aktivitas pecinta alam, astronomi, biologi merupakan minat yang dominan pada orang yang memiliki kecerdasan ini. 



7 komentar:

  1. artikel dalam blog ini sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas kuliah. thanks gan

    BalasHapus
  2. mungkin akan sangat membantu kalau juga dilampirkan daftar pustakanya

    BalasHapus
  3. saya sangat suka melihat blogspot ini apalagi ada di iringi dengan nyanyian

    BalasHapus
  4. sangat bagus tulisannya namun blognya terlalu sederhana dan tidak mewah

    BalasHapus